TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Muhammad Sanusi mengaku tak tertarik menjadi Wakil Gubernur DKI. Ia lebih memilih tetap menjadi anggota Dewan ketimbang menjadi wakil Basuki Tjahaja Purnama, yang akan naik menjadi Gubernur DKI setelah Joko Widodo mundur.
"Saya ingin menepati janji kepada konstituen yang memilih saya," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Agustus 2014. Selain itu, Sanusi mengaku tak termasuk dalam kriteria yang diinginkan Ahok: jujur dan pekerja keras. "Saya bukan orang yang seperti itu." (Baca: Ahok Gubernur, Ini Aspek yang Perlu Diperhatikan)
Disebut-sebut masuk dalam bursa calon Wakil Gubernur DKI untuk mendampingi Ahok, Sanusi tak banyak berkomentar. Ahok memang pernah menuturkan menginginkan pendamping yang sudah dikenalnya. "Kebetulan saya sangat dekat dengan beliau, tapi saya tidak tertarik jadi Wakil Gubernur DKI," kata Sanusi. (Baca: Siapa Pantas Dampingi Ahok Versi JJ Rizal)
Sanusi memastikan Partai Gerindra hanya mengusung satu nama. Gerindra bakal bersaing dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga mengincar kursi Wakil Gubernur DKI. Dua partai tersebut adalah pengusung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dalam pemilu kepala deerah 2012.
Sola nama yang diusung, Sanusi menyerahkan sepenuhnya ke Dewan Pimpinan Pusat Gerindra. Menurut dia, yang mengetahui nama yang bakal diusung Gerindra adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra Jakarta Muhammad Taufik. "Coba tanya dia, karena yang komunikasi dengan pusat itu Pak Taufik." (Baca: Jokowi Mundur Usai Pelantikan Anggota DPRD)
Sementara itu, Taufik mengaku belum membahas soal Wakil Gubernur DKI. "Tidak etis ngomongin wakil karena masih diduduki Ahok," ujarnya. Pembahasan soal pendamping Ahok dilakukan setelah Jokowi mundur sebagai Gubernur DKI. (Baca: Golkar Minta Pelantikan DPRD Jakarta Ditunda)
ERWAN HERMAWAN
Berita Lainnya:
Jokowi Mundur Usai Pelantikan Anggota DPRD
Duka Paus untuk Keluarga Wartawan AS James Foley
Kenapa Sekjen PBB Kunjungi Bali Pekan Depan?
Celah Hukum untuk Prabowo Sudah Tertutup