TEMPO.CO, Nay Pyi Taw - Pejabat-pejabat ekonomi setingkat direktur jenderal negara-negara ASEAN hari ini, Sabtu, 23 Agustus 2014 berkumpul di Nay Pyi Taw, Myanmar. Mereka hendak mematangkan rencana pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai 31 Desember 2015.
Pertemuan hari ini adalah pertemuan level Senior Economic Officials Meetings (SEOM) yang berlangsung hingga Ahad, 24 Agustus 2014. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri (ASEAN Economic Ministers Meetings and Related Meetings) yang ke-46 pada 25-28 Agustus 2014. (Baca: Separuh Pasar ASEAN Ada di Indonesia)
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bahrul Chairi menjelaskan pertemuan SEOM pada hari ini dan besok akan membahas isu-isu pasar bebas ASEAN yang mencakup perdagangan barang, jasa, arus investasi, modal, dan tenaga kerja terampil. "Kami membuat rangkuman apa-apa yang sudah disepakati dan keputusan yang harus diambil di tingkat menteri," ujarnya kepada Tempo, hari ini. (Baca: Hadapi MEA, Kualitas SDM Indonesia Harus Ditingkatkan)
Setelah tingkat menteri, ujarnya, pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara ASEAN dengan enam negara mitra serta pertemuan multilateral antara ASEAN dengan Cina, Jepang, dan Korea Selatan (ASEAN+3). Selain itu, ada pula perundingan ASEAN dengan regional Mekong yang merupakan bagian dari kerja sama BIMP-EAGA (Brunei, Indonesia, Malaysia, Philipines-East ASEAN Growth Area). "Dibicarakan pula pencapaian Regional Comprehensive Economic Partnership," ujarnya. Kerja sama ini adalah kerja sama regional dengan 18 negara-negara mitra ASEAN lainnya.
Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan konsep integrasi ekonomi ASEAN yang digagas pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13 di Singapura tahun 2007. Dengan integrasi yang dijadwalkan rampung pada 31 Desember 2015 ini, ASEAN akan menjadi pasar tunggal yang berbasis produksi tunggal.
Berlakunya MEA menyebabkan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil serta arus modal menjadi lebih bebas di antara negara-negara ASEAN. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, seluruh negara ASEAN harus melakukan liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, serta arus modal.
Caranya ialah dengan menurunkan hambatan tarif dan nontarif, meningkatkan fasilitas perdagangan, melakukan harmonisasi standar dan kesesuaian, menghilangkan hambatan dalam penyediaan jasa, menerapkan prinsip kesetaraan investasi, menekan restriksi arus modal, dan menghilangkan hambatan pergerakan warga negara ASEAN.
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan Donna Gultom mengungkapkan supaya dapat mengambil manfaat dari liberalisasi ASEAN ini, industri dalam negeri giat menggarap pasar ekspor. Selain itu, pelaku usaha juga mesti meningkatkan pemakaian bahan baku lokal. "Nilai impor bahan baku yang besar akan menghabiskan devisa," ujarnya.
EFRI RITONGA
Berita Terpopuler
Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat
Nazaruddin Bela Fahri Terkait Suap US$ 25 Ribu
Kenapa Jokowi Minta Paspampres Tak Kaku?
Jokowi Disarankan 'Pegang' SBY ketimbang Ical
Seusai Putusan MK, Prabowo Curhat di Facebook
Jokowi-Kalla Otoriter, Pro-Prabowo Penyeimbangnya