TEMPO.CO, Kuningan - Sudah empat hari terakhir warga Kuningan kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak di sejumlah SPBU. Mereka harus antre lebih dari enam jam untuk mengisi tangki bahan bakarnya.
Kossim Usman, 42 tahun, tukang ojek di Pasar Ciawigebang, Kabupaten Kuningan. Dia rela antre 6 jam demi isi tangki motornya. Dia antre dengan sepeda motornya di SPBU 45505 Ciawigebang sejak pukul 09.00 pagi. "Sudah enam jam saya di sini, sampai jam 3 sore ini, motor saya belum diisi bensin. Katanya Premium kosong, sekitar satu jam lagi mobil tangki datang," kata dia, Ahad, 24 Agustus 2014.
Meski Premium kosong di SPBU tersebut, namun baik sepeda motor, kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum terlihat antre. Kendaraan tersebut ditinggalkan pengemudinya karena memilih berteduh di bawah pohon.
Menurut Kosim, sejak BBM langka, terutama jenis Premium, di tingkat eceran harganya melambung hingga Rp 12 ribu per liter. Bahkan ada penjual bensin eceran yang tidak menjualnya karena bensin itu dipakainya sendiri. Karena sulit mendapatkan Premium, Kossim pun menaikkan tarif ojeknya, dan banyak yang mogok ngojek karena sulitnya mendapatkan bensin.
Tak hanya tukang ojek yang menaikkan tarifnya sejak bensin langka. Pengemudi angkutan umum juga banyak yang menaikkan tarifnya sekitar 20 persen. "Wajar kalau tarif angkot naik, beli bensin aja harus antri 2-5 jam," kata Pupung, sopir angkot Ancaran-Ciledug.
Hingga hari ini, anggota polisi dan TNI masih berjaga-jaga di 16 SPBU daerah Kuningan, pasokan setiap SPBU hanya 8.000 liter setiap hari, padahal biasanya satu SPBU biasanya dikirim 16.000-24.000 liter per hari. Satu SPBU hanya mampu melayani 3 jam antrean setelah itu habis dan harus menunggu selama 16-24 jam.
DEFFAN PURNAMA
Terpopuler:
Istri PM Malaysia Pulang Kampung ke Sumatera Barat
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Wibawa Golkar Turun Jika Gabung ke Jokowi
Tak Ada Pilpres Putaran Kedua, Ke Mana Duit Rp 3,9 Triliun?
Fenomena Bulan Kembar pada 27 Agustus Hoax