TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan warga yang tinggal di kampung deret membutuhkan mentor yang bertugas mendidik warga, tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Sebab, warga terbiasa hidup tak teratur saat masih tinggal di permukiman padat dan kumuh.
"Bukan cuma rumahnya yang dibuat bagus, harus ada mentor yang mendidik warga," kata Basuki saat mengunjungi Kampung Deret Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad, 24 Agustus 2014.
Saat berkunjung, Ahok, begitu ia disapa, menemukan selokan yang masih tersumbat sampah. Aliran airnya terhambat. Semua tanaman di taman vertikal yang ada di dinding pembatas kampung dengan Rumah Susun Bendungan Hilir juga mati. Pembuangan sampah rumah susun yang dibatasi dengan pagar besi setinggi dua meter pun berserakan.
Ketua RT di rumah susun, Suryana, 52 tahun, mengatakan sampah berserakan lantaran warga kampung deret turut membuang ke tempat itu. Warga hanya tinggal melempar kantong sampah mereka ke pembuangan namun sering kali meleset hingga akhirnya berserakan. "Sampahnya dilempar dari sini, Pak. Jadinya berantakan," kata Suryana.
Menanggapi keluhan tersebut, Ahok menyarankan agar pagar tersebut diubah menjadi tembok dengan pintu terkunci. Nantinya warga dapat membuang sampah secara teratur melalui pintu yang dibuka pada jam tertentu. "Harus rapi. Kasihan, kalau jorok kan mengundang penyakit," kata Ahok.
Untuk itu, Ahok meminta lurah, ketua RW, dan ketua RT agar mengunjungi warga secara rutin. Mereka bertugas mengajari warga cara menjaga kebersihan dan fasilitas umum seperti lampu jalan dan taman. "Ini soal mengubah pola hidup, pasti sulit dan harus dibimbing mentor," ujar Ahok.
LINDA HAIRANI