TEMPO.CO, Jakarta - Kelangkaan bahan bakar minyak di berbagai daerah rupanya tak hanya menimpa produk bersubsidi, tapi juga nonsubsidi. Salah seorang pengendara di Tegal, Jawa Tengah, Teguh Iman Santoso, 25 tahun, mengeluhkan sulitnya mencari BBM sejak kemarin. Karyawan perusahaan badan usaha milik negara itu mengaku sudah berkeliling ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sekitar tempat tinggalnya, namun tak mendapatkan keinginannya. "Tidak cuma Premium, Pertamax juga tidak ada," katanya kepada Tempo, Senin, 25 Agustus 2014.
Pria yang sehari-hari ke kantor menggunakan mobil ini juga tak mendapatkan bahan bakar tadi pagi. Antrean panjang masih terlihat di sejumlah SPBU, antara lain, SPBU Pasifik Mal, SPBU Teksin, SPBU Tegalsari, dan SPBU Adiwerna. "Terpaksa bike to work, nih," kata Teguh. (Baca:BBM Bersubsidi Mulai Langka di Padang )
Menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, kelangkaan BBM nonsubsidi ini terjadi karena ada perpindahan konsumsi dari BBM bersubsidi ke nonsubsidi. "Otomatis produk BBM nonsubsidi juga habis. Namanya kebutuhan, yang ada apa, ya, dibeli," kata Mamit saat dihubungi, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca: Istri Wakil Wali Kota Antri Bensin Eceran di Tegal)
Menurut Mamit, BBM saat ini menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Apalagi, jumlah kendaraan pun semakin bertambah. "Mereka butuh apa pun produk energi untuk mobilisasi," ujarnya. (Baca: Dibatasi, Jero Wacik Bantah BBM Langka)
Justru dengan adanya fenomena ini, ujar Mamit, sebenarnya pemerintah tak perlu ragu menerapkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Sebab, buktinya, masyarakat tidak keberatan mengkonsumsi BBM nonsubsidi yang disparitas harganya mencapai 50 persen. "Masyarakat mau menerima dan beli berapa pun harganya asalkan barangnya ada," katanya.
AYU PRIMA SANDI
TERPOPULER:
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi
Partai Pro-Prabowo Mulai 'Bergerilya' Pekan Depan