TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Joko Widodo, berencana menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, akhir bulan ini. Keduanya akan membahas pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015. "Ya, kami inginnya itu disetujui," ujar Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca: Jero Wacik Pastikan Kuota BBM Subsidi Tak Ditambah)
Jokowi menjelaskan pengurangan subsidi akan ditentukan setelah mendapat gambaran tentang APBN kaitannya dengan BBM. "Ini nanti kami akan bertemu dulu. Kalau sudah bertemu baru mengerti kalkulasinya,” katanya. “Kalkulasi itu banyak sekali, masalah inflasinya seperti apa. Masalah fiskalnya seperti apa. Kemudian, situasi politik mesti dihitung." (Baca: Jokowi Setuju Kenaikan Listrik dan Pembatasan BBM)
Menurut Jokowi, pengurangan subsidi diperlukan untuk menambah postur anggaran yang berhubungan dengan sektor-sektor produktif. "Subsidi itu akan dikemanakan? Sudah berkali-kali saya sampaikan, (disalurkan) kepada usaha-usaha produktif, kepada sektor produktif yang berhubungan dengan masyarakat bawah," katanya.
Besaran subsidi yang berlaku saat ini, kata Jokowi, semestinya bisa dialihkan untuk mendukung usaha mikro di pedesaan, subsidi pupuk bagi para petani, membantu pengadaan solar dan mesin bagi nelayan. Ia menjelaskan pelaksanaannya akan menggunakan kartu dan difasilitasi oleh perbankan. (Baca: APPSI: Pekan Depan Harga Barang Diprediksi Naik)
Jokowi mengaku belum bisa memastikan berapa besaran subsidi yang akan dikurangi. Meski demikian, ia berharap pengurangan tersebut tidak dilakukan di era pemerintahan SBY, melainkan di era pemerintahannya. "Ya, nanti bertemu dulu," kata dia.
RIKY FERDIANTO
Berita Terpopuler:
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi