TEMPO.CO, Kinshasa - Menteri Kesehatan Afrika Tengah Felix Kabange Numbi mengkonfirmasi dua kematian akibat wabah ebola di Republik Demokratik Kongo pada Ahad, 24 Agustus 2014. Konfirmasi ini diperkuat dengan adanya dua dari delapan sampel positif ebola yang ditemukan di Provinsi Ekuator
Numbi juga mengatakan bahwa para pejabat Kongo percaya ebola telah menginfeksi 11 orang lainnya dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit. Adapun 80 kasus lainnya masih ditelusuri.
"Saya menyatakan bahwa epidemi ebola telah tersebar di wilayah Djera dan Boende di Provinsi Ekuator," kata Numbi, seperti dilaporkan Al Jazeera, Ahad, 24 Agustus 2014.
Namun, Numbi mengatakan bahwa ebola yang tersebar di wilayah itu tidak ada kaitannya dengan kasus di Afrika Barat. Sebab, salah satu korban tewas adalah warga asal Sudan dan lainnya campuran dari Sudan dan Zaire. (Baca: Begini Strategi Uganda untuk Cegah Ebola)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan ebola di Kongo tidak ada kaitannya dengan penyebaran yang terjadi di Afrika Barat. Namun, juru bicara wHO Gregory Hartl mengatakan bahwa kemungkinan itu masih bisa terjadi.
Wabah ebola pertama kali ditemukan di Sungai Ebola, Kongo, pada 1976 silam. Kongo pernah dilanda ebola sebanyak tujuh kali sebelumnya. Namun, dua kasus kematian ini adalah yang pertama setelah sekian lama.
Di negara Afrika Barat, sebanyak 2.615 orang positif terinfeksi ebola dan 1427 di antaranya tewas. Sierra Leone adalah negara dengan jumlah kematian tertinggi, yaitu 910 kasus dan 392 kematian.
RINDU P. HESTYA | AL JAZEERA
Berita Lain:
Satu Balita Israel Tewas, Gaza Digempur Lagi
Ada Bebek Raksasa di Pelabuhan Los Angeles