TEMPO.CO, Washington - Air rupanya tidak hanya dijumpai di dalam tata surya. Para astronom di Washington DC, Amerika Serikat, telah menemukan bukti pertama keberadaan awan air di luar tata surya. Awan air itu mengelilingi sebuah katai cokelat berjarak 7,3 tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini menjadi bukti pertama adanya dunia lain dengan bagian yang "berawan" seperti bumi. Yang tak kalah penting, temuan in bisa membantu para ilmuwan untuk menemukan dunia mirip bumi di masa mendatang.
"Saya sudah terobsesi dengan obyek ini sejak ia ditemukan," kata Jacqueline Faherty dalam jurnal Science, seperti dikutip laman Dailymail, Selasa, 26 Agustus 2014. Faherty adalah pemimpin penelitian dari Carnegie Institution for Science di Washington DC.
Katai cokelat dengan awan air itu disebut WISE J0855-0714. Ukurannya mencapai 10 kali massa Yupiter. Katai cokelat merupakan sebuah planet gas raksasa yang gagal untuk menjadi bintang. (Baca juga: Katai Cokelat Ini Hanya Sepanas Oven).
WISE J0855-0714 adalah katai cokelat terdingin yang pernah ditemukan. Suhunya antara -48 hingga -13 derajat Celcius. Untuk menemukan awan air itu, Faherty menggabungkan 151 citra inframerah katai cokelat menggunakan teleskop Magellan Baade berdiameter 6,5 meter di Cile.
Dari metode itu diketahui bahwa warna kumpulan gas raksasa sesuai dengan model prediksi katai cokleat dengan awan air es pada atmosfernya. "Ini adalah pertama kalinya awan air dapat dilihat, meski uap air sebelumnya pernah dideteksi di sekitar planet ekstra solar," ujar Faherty.
Awan air diperkirakan menutupi nyaris separuh katai cokelat, menjadikannya planet yang sebagian tertutup awan, mirip bumi.
Faherty mengaku memerlukan tiga malam pengamatan non-stop hingga akhirnya mendeteksi keberedaan awan air itu. Temuan awal ini akan dikonfirmasi melalui penelitian lanjutan menggunakan teleskop antariksa James Webb yang akan diluncurkan pada 2018.
Dalam tata surya, satu-satunya awan air diketahui berada di bumi dan Mars. Sementara itu, Yupiter dan Saturnus terlalu dingin untuk membentuk awan es. Namun, para ilmuwan meyakini dua planet raksasa itu sebenarnya juga memiliki awan air, hanya keberadaannya tertutup oleh selimut awan es amonia.
Faherty mengatakan penemuan planet yang sebagian berawan sangat penting. Sebab, selain Bumi, dua planet lain yang juga paling berawan adalah Venus dan Yupiter. Dua planet itu diselimuti awan yang membuat permukaannya sulit untuk diamati.
DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Terpopuler:
Bahaya, Akun Gmail di Ponsel Android Mudah Diretas
Google Earth Bantu Temukan Lokasi Latihan ISIS
Mamalia Laut Bawa Tuberkulosis ke Amerika