TEMPO.CO, Jakarta - Tim panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi gedung komisi antirasuah sore tadi. Seusai pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam, tim pansel yang terdiri dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, Imam Prasodjo, Farouk Muhammad, dan Abdullah Hehamahua itu menggelar konperensi pers. Namun, tidak terlihat satu pun pimpinan KPK.
Juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, tidak mengemukakan secara jelas alasan pimpinan tidak mengikuti konferensi pers. "Pimpinan tidak bisa mengikuti konferensi pers ini, yang mendampingi pimpinan humas," ujarnya di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Agustus 2014.
Dalam pertemuan ini, menurut Johan, KPK diwakili Abraham Samad, Zulkarnain, dan Bambang Widjojanto. Pertemuan ini untuk menyamakan persepsi mencari pengganti Busyro Muqoddas, yang akan berakhir masa tugasnya pada 10 Desember 2014.
Amir Syamsuddin selaku ketua tim pansel mengatakan diskusi itu berjalan harmonis. "Tidak ada hal-hal yang harus diangkat hari ini untuk mengurangi arti dialog yang sudah baik," kata dia. (Baca: KPK Masih Butuh Busyro untuk Transisi Kepemimpinan)
Juru bicara pansel KPK, Imam Prasodjo, menyebutkan semua peserta sepakat diskusi berlangsung sangat memuaskan. "Ada sebuah diskusi yang jujur, tidak ada yang ditutupi sehingga memudahkan untuk bisa saling memahami dari apa yang selama ini ada," kata Imam.
Tim pansel, kata dia, memang berinisiatif untuk datang ke KPK. Tujuannya, untuk memastikan ke KPK bahwa pansel independen dan tidak bermaksud mengganggu kerja Abraham Samad dan pimpinan lainnya. (Baca: Pengganti Busyro, KPK Setuju Nama Ini)
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto curiga ada maksud lain dari pembentukan pansel pengganti Busyro. Dia khawatir bila tiba-tiba ada orang yang masuk atau terpilih menjadi pimpinan KPK bisa mengganggu gerakan pemberantasan korupsi yang sudah terbangun selama ini.
"Kita lagi speed up pemberantasan korupsi, gerakannya lagi dibangun, jadi orang yang tiba-tiba masuk begitu, pasti perlu waktu dan mengganggu ritme itu," ujarnya kemarin.
LINDA TRIANITA
Berita lain:
Komnas HAM Panggil Paksa Kivlan Zen
Pencalonan Tifatul, PKS: Yang Penting Masuk Surga
Diduga Ada Bayi Tewas Saat Demo Pro-Prabowo di MK