Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengintip Laboratorium Tempat Virus MerS Dibedah  

image-gnews
Peneliti di ruang lab penelitian penyakit infeksi Prof. DR. Sri Oemijati, di Percetakan Negara, Jakarta, 14 Agustus 2014. Pemerintah persiapkan Bio Safety Laboratorium 3 tercanggih milik Kemenkes untuk hadapi epidemi penyakit menular yang melalui populasi manusia (Pandemi), seperti Ebola. TEMPO/Imam Sukamto
Peneliti di ruang lab penelitian penyakit infeksi Prof. DR. Sri Oemijati, di Percetakan Negara, Jakarta, 14 Agustus 2014. Pemerintah persiapkan Bio Safety Laboratorium 3 tercanggih milik Kemenkes untuk hadapi epidemi penyakit menular yang melalui populasi manusia (Pandemi), seperti Ebola. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Meruyaknya wabah virus Ebola, juga munculnya kembali kasus baru virus MERS Cov, membuat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Profesor Tjandra Yoga Aditama, sibuk. Nyaris saban hari, ia mengirimkan update ihwal kedua penyakit itu kepada para wartawan di lingkungan Kementerian Kesehatan.

“Selain pembicaraan panjang tentang Ebola, MERS CoV juga harus jadi perhatian penting kita,” demikian Tjandra mengirim pesan lewat WhatsApp kepada Tempo, Ahad malam, 24 Agustus 2014 lalu.  MERS CoV tak lain adalah Middle East Respiratory Syndrome, penyakit pernafasan akut parah yang disebabkan oleh Coronavirus.  Gejala yang muncul bagi mereka yang terinfeksi virus ini adalah demam, batuk dan sesak nafas. (Baca: Lima Alasan MERS-CoV Lebih Penting daripada Ebola). (Baca: Lima Alasan MERS-CoV Lebih Penting daripada Ebola).

Perhatian pemerintah dalam menangani berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit, termasuk MERS Cov, adalah mengoptimalkan fungsi laboratorium dengan pengamanan khusus. Di Indonesia, tempat penelitian yang lazim disebut sebagai laboratorium biosafety level 3 (BSL 3), antara lain, berada di Kementerian Kesehatan, tepatnya di Jalan Percetakan Negara No 23 Jakarta. Laboratorium ini diberi nama Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Sri Oemijati.

Jum’at lalu, 22 Agustus 2014, Tempo mendapat kesempatan untuk masuk dan melihat jeroan laboratorium tempat para ahli membedah virus yang mematikan, termasuk MERS CoV dan flu burung.  Inilah laporannya:

“Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan.” Peringatan seperti lazim ditemukan pada tempat-tempat atau area yang aksesnya terbatas. Salah satu area terbatas itu adalah laboratorium, termasuk di Laboratorium Sri Oemijati.  Itu sebabnya, siapapun yang hendak masuk ke laboratorium ini, termasuk para peneliti, ia harus melewati tiga pintu pengaman elektronik. (Baca: WNI Suspect MERS Dinyatakan Sembuh).

"Setiap peneliti pun harus steril jika ingin masuk ke ruang laboratorium," ujar Kepala Laboratorium BSL-3 Kemenkes, Ni Ketut Susilarini, kepada Tempo.  Para peneliti yang masuk harus memakai alas kaki, masker, dan pakaian khusus saat meneliti di bilik-bilik khusus di dalam laboratorium BSL-3. Ada empat bilik di sini. Bilik-bilik itu digunakan untuk melakukan analisis mikro organisme, virologi, dan bakteriologi.

Di laboratorium ini, kata Susilarini,  peneliti dari Kementerian Kesehatan meneliti virus dan bakteri penyakit infeksi pada manusia, termasuk  MERS CoV dan flu burung. Di laboratorium yang diresmikan pada 1 Februari 2010 itu sudah ribuan sampel virus yang diduga sebagai H5N1, atau biasa dikenal dengan flu burung, diteliti. Dari total itu, hanya 197 kasus yang dinyatakan positif. Sedangkan dari 136 kasus yang diduga sebagai MERS CoV, semuanya negatif. (Baca: Kasus Terduga MERS di Jawa Barat Mereda).

Sebelum ada laboratorium BSL-3, Indonesia harus mengimpor sampel virus atau bakteri penyakit infeksi yang hendak diteliti ke Hong Kong. Kini, per 2014, sudah ada 11 laboratorium selevel dengan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Sri Oemijati yang tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya ada di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, dan di Salatiga, Jawa Tengah.  “Semua laboratorium tersebut merujuk ke laboratorium pusat milik Kementerian Kesehatan ini,” kata Susilarini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Laboratarium BSL-3 dibangun dengan tujuan keamanan penelitian. Menurut Susilarini, laboratorium yang dalam pembangunannya menghabisnya dana kurang lebih Rp 40 miliar ini memiliki sistem dan alat penelitian khusus untuk mendalami virus dan bakteri infeksi pada manusia. Sebelumnya, hanya ada laboratorium dengan pengamanan tingkat dua, yang hanya mampu meneliti dasar virus dan bakteri infeksi tanpa pengamanan ekstra. (Baca: 688 Warga Arab Saudi Terinfeksi MERS).

Meski begitu, peneliti tak serta-merta dapat menggunakan laboratorium BSL-3 tiap ada sampel virus atau bakteri yang ingin diteliti. "Harus masuk ke laboratorium penunjang dulu," ujar Susilarini. Ada tiga laboratorium penunjang untuk itu, yakni untuk mikro organisme (patogea), virologi, dan bakteriologi, dan satu laboratorium pengawasan.

Dalam laboratorium penunjang tersebut ada tiga alat inti untuk persiapan "pembedahan" sampel virus. Antara lain, yaitu PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk menggandakan DNA, DNA Sequencing untuk mengurutkan DNA yang digandakan, dan biological safety cabinet untuk mengurai sampel DNA virus atau bakteri yang ingin diteliti.

"Proses 'pembedahan' akhir baru dilakukan di laboratorium BSL-3," kata Susilarini. Proses akhir juga menggunakan biological safety cabinet dengan teknologi pengamanan yang lebih tinggi.

Biasanya proses "pembedahan" dilakukan selama dua hari setelah sampel virus atau bakteri datang. Menurut Susilarini, tiap hasil penelitian akan disimpan guna catatan bagi penelitian selanjutnya. Hingga saat ini, belum ada sampel virus Ebola yang "mampir" dan “dibedah” di laboratorium ini. "Belum ada kasusnya di Indonesia," ujar Susilarini.  (Baca juga: Korban Meninggal Akibat MERS Hampir 300 Orang).

AMRI MAHBUB | ODELIASINAGA | DWI WIYANA

TERPOPULER
Hari Ini, Tim Advokasi Prabowo Lapor ke Komnas HAM
Polisi Panggil Pengurus Gerindra Soal Garuda Merah 
ISIS Rebut Pangkalan Militer Suriah
Ini Saran Komnas HAM kepada Tim Advokasi Prabowo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

1 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

28 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

29 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

48 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

20 Februari 2024

MERS pernah mewabah di Arab Saudi pada 2015, yang sempat terjadi 1.038 kasus, dengan 592 pasien pulih, sementara 487 meninggal. CCTV+
WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.