TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan pengurangan pasokan Premium ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tak lebih dari 5 persen. Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina Suhartoko membantah informasi bahwa Pertamina memangkas hingga 50 persen dari pasokan normal. "Berdasarkan data kami, pengurangan tak sampai 50 persen," kata Suhartoko ketika dihubungi Tempo, Selasa, 26 Agustus 2014. (Baca : Premium dan Solar Langka di Karanganyar)
Pengurangan pasokan Premium ke SPBU oleh Pertamina dipicu pemangkasan alokasi bahan bakar minyak bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Semula alokasi BBM bersubsidi adalah 48 juta kiloliter. Namun dalam APBN Perubahan 2014 alokasi ini dikurangi menjadi 46 juta kiloliter. (Baca : Pertamina Bantah BBM Subsidi Langka)
Penyelia stasiun pengisian bahan bakar umum di Klodran, Karanganyar, Jawa Tengah, Widodo Subyanto, sebelumnya mengatakan sudah sepekan terakhir pasokan Premium dikurangi 50 persen dari pasokan pada hari normal. Biasanya dia mendapat pasokan 32 ribu liter per hari, namun sekarang hanya 16 ribu liter. Padahal dalam sehari kebutuhan Premium mencapai 20 ribu liter. (Baca: Jero Wacik Pastikan Kuota BBM Subsidi Tak Ditambah)
Menurut Suhartoko, sebelum pengurangan pasokan, konsumsi Premium nasional 75-80 ribu kiloliter per hari. "Dari Agustus sampai sekarang, pengurangan konsumsi Premium baru 4 persen. Kalau dibilang pengurangan pasokan 50 persen, saya tidak mengerti bagaimana hitungannya," kata Suhartoko. (Baca : Di Bandung, Premium Dibatasi Rp 50 Ribu per Mobil)
Adapun ihwal solar, pengurangan pasokan ke SPBU dipatok 10 persen. Sebelum pengurangan pasokan, konsumsi solar nasional mencapai 44 ribu kiloliter per hari. Setelah pengurangan, konsumsi solar bakal ditekan sampai 39.600 kiloliter per hari.
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler:
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi