TEMPO.CO, Banyuwangi - Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation IV Heppy Wulansari mengatakan konsumsi Premium di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dari Januari hingga akhir Juli 2014 telah melebihi 5,1 persen dari kuota. Adapun jatah pasokan Premium ke Banyuwangi selama 2014 sebanyak 152.794 kiloliter. (Baca: Beli BBM Bersubsidi, Pengendara Antre Empat Jam)
Hingga akhir Juli 2014, jatah konsumsi Premium di kabupaten ini hanya 88.746 kiloliter. Namun ternyata konsumsi Premium melonjak hingga 93.286 kiloliter. “Konsumsi Premium lebih 4.540 liter atau 5,1 persen,” kata Heppy kepada Tempo, Rabu, 27 Agustus 2014. (Baca: Harga BBM Naik, Inflasi Melonjak 1 Persen)
Tak hanya Premium, konsumsi solar juga melonjak, yakni hingga 13,7 persen atau 5.783 kiloliter. Menurut Heppy, jatah solar untuk Kabupaten Banyuwangi selama 2014 yakni 72.740 kiloliter. Adapun hingga Juli lalu konsumsi solar sudah sebanyak 48.032 kiloliter. Padahal jatahnya hanya 42.249 kiloliter.
Kelebihan konsumsi BBM bersubsidi itu membuat Kabupaten Banyuwangi ikut terkena kebijakan pembatasan antara 5 persen dan 20 persen per 18 Agustus 2014. Pembatasan ini resmi berakhir pada Selasa malam, 26 Agustus 2014.
Meski Pertamina telah melakukan normalisasi, hingga Rabu siang, sejumlah SPBU di Banyuwangi belum mendapat pasokan BBM bersubsidi. SPBU di Desa Labanasem bahkan telah tutup sejak pukul 07.30. Menurut pegawainya, Chandra Utomo, stok Premium sebanyak 8 kiloliter yang dipasok pada Selasa lalu telah habis. Sedangkan solar justru habis lebih cepat karena hanya dipasok dua hari sekali.
Enam pegawai SPBU Labanasem hanya duduk di lantai kantor. Menurut Chandra, pihaknya telah mengorder BBM bersubsidi sejak Selasa kemarin. Hingga Rabu pukul 12.00, Pertamina belum mengirim pesanannya. "Biasanya maksimal jam sebelas siang sudah dikirim."
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler:
Lusa, PTUN Akan Jatuhkan Vonis Gugatan Prabowo
Nazaruddin: Nova Riyanti Juga Istri Anas
Kritik Ahok: Jokowi Lelet Ambil Keputusan
Golkar Terancam Ditinggal Koalisi Pendukung Jokowi
Penolakan Tifatul di Medsos, PKS: Alasannya Apa?
Ahok Diminta Waspadai Serangan PKS