TEMPO.CO, Kailahun - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menutup satu dari dua laboratorium ebola di Kailahun, Sierra Leone, pada Selasa, 26 Agustus 2014. Penutupan ini dilakukan setelah salah satu petugas kesehatan terinfeksi ebola di negara itu.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 26 Agustus 2014, WHO telah mengerahkan hampir 400 staf dan mitra organisasi untuk melawan wabah ebola di negara Afrika Barat, seperti Sierra Leone, Liberia, Guinea, dan Nigeria. Namun, penutupan ini dikhawatirkan akan menghambat respons global untuk melawan penyakit yang mematikan ini.
"Ini adalah tindakan sementara sebagai langkah membenahi kesejahteraan pekerja yang tersisa. Jika sudah selesai, mereka akan bertugas kembali," kata juru bicara WHO, Christy Feig.
Perawat asal Senegal yang terinfeksi ebola di Siera Leone itu saat ini dirawat di rumah sakit milik pemerintah di Kota Kenema. Feig menjelaskan perawat itu akan dievakuasi dari Siera Leone dalam beberapa hari mendatang.
Sejauh ini, sedikitnya 120 petugas kesehatan telah tewas akibat tertular ebola. Baru-baru ini seorang petugas kesehatan dari Liberia juga meninggal karena ebola meski sudah diberikan obat eksperimen ZMapp. (Baca: Dokter Tertular Ebola Meninggal Seusai Minum ZMapp)
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
Ini 8 Anggota ISIS yang Mirip Pemenggal Jurnalis AS
Ini Skenario Inggris Buru Pemenggal James Foley
Diam-diam Mesir dan Uni Emirat Arab Serang Tripoli