TEMPO.CO, Subang - Tiga orang tewas dan empat orang terluka bakar akibat meledaknya pipa distribusi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar milik PT Pertamina (Persero) di Kampung Batang, Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang, Jawa Barat, 28 Agustus 2014, sekitar pukul 05.00 WIB. Korban meninggal berasal dari satu keluarga, yaitu Ustadz Syamsudin, Ismail, dan Jaka.
“Saat kejadian saya sedang tertidur pulas. Lalu dikejutkan oleh suara jilatan api di rumah milik Syamsudin. Saya pun membangunkan anak-anak dan keluar rumah. Ternyata rumah saya juga sudah terkena jilatan api,” kata Asnah, 40 tahun. (Baca: Korban Ledakan Pipa Minyak Jual Rumah untuk Berobat)
Keterangan yang dihimpun Tempo, menyebutkan selain korban meninggal dunia dan korban luka, ledakan pipa gas Pertamina tersebut membuat solar yang terbakar mengalir ke areal persawahan dan sebagian lagi masuk ke Sungai Batang. Solar yang terbakar dan mengalir melalui Sungai Batang kemudian melalap rumah panggung milik Syamsudin yang berjarak 1 kilometer dari lokasi kejadian. Selain rumah Syamsudin, satu rumah milik Asnah juga luluh lantak rata dengan tanah.
Asnah dan keluarganya berhasil meloloskan diri. Asnah dan tiga anaknya hanya mengalami luka bakar akibat percikan api. Namun 11 domba milik Asnah ikut hangus terbakar bersama kandangnya.
Salah seorang warga Kampung Batang, Parman, mengatakan sesaat sebelum kebakaran dia mendengar suara ledakan keras di jalur pipa Pertamina yang tidak jauh dari rumah dia. “Ketika saya keluar rumah, terlihat api dan asap membumbung tinggi di lokasi pipa yang meledak itu,” katanya.
NANANG SUTISNA
Berita lain:
6 Menteri Jokowi Harus Bebas Pelanggaran HAM
Ahok: Tak Pakai Wakil Tak Masalah
Tunggangi Lambhorgini, Lulung Dianggap Tak Etis