Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dosen Universitas Brawijaya Wakili Indonesia di Kongres Dunia

image-gnews
Universitas Brawijaya, Malang.
Universitas Brawijaya, Malang.
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Dosen Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Yusuf Hendrawan, merupakan satu-satunya wakil Indonesia sekaligus menjadi pemakalah dalam The 19th World Congress of the International Federation of Automatic Control (IFAC) di Cape Town International Convention Centre, Cape Town, Afrika Selatan, pada 25-29 Agustus 2014.

IFAC World Congress merupakan forum internasional terdepan bagi ahli kontrol otomatis yang dihadiri kalangan akademikus, pakar, peneliti, industri, ilmuwan, dan insinyur yang mengeksplorasi pelbagai penelitian, inovasi, dan paten dalam bidang keilmuan dan teknologi kontrol otomatis. (Baca juga: 250 Peneliti Kumpul di Jakarta Bahas DBD)

"IFAC menyajikan teknologi termutakhir para ilmuwan dunia tentang teknik kontrol otomatis berbagai bidang dengan cakupan keilmuan dan aplikasi kontrol terluas," kata Yusuf dalam siaran pers dari bagian hubungan masyarakat Universitas Brawijaya, Kamis, 28 Agustus 2014.

Menurut Yusuf, IFAC kali ini dihadiri para pakar dari 73 negara. Ada lebih dari 2 ribu makalah ilmiah dengan penulis makalah lebih dari 6.500 orang. Yusuf sendiri menyajikan makalah tentang beberapa aplikasi intelligent plant factory, yaitu suatu sistem budidaya tanaman secara tertutup dengan teknologi kontrol lingkungan yang akurat.

Sebagai akademikus yang menekuni ilmu plant factory selama enam tahun di Jepang, Yusuf mempresentasikan makalah berjudul "Applications of Intelligent Machine Vision in Plant Factory". Ia menjelaskan dua aplikasi intelligent control, yaitu sistem irigasi cerdas (intelligent irrigation system) dan sistem pencahayaan cerdas (intelligent lighting system).

Konsep sistem irigasi cerdas merupakan penelitian yang sudah banyak dikembangkan aplikasinya oleh Yusuf dan telah mendapatkan penghargaan dari dunia internasional, seperti Best Information and Electrical Technology Award dari American Society of Agricultural and Biological Engineers (ASABE) di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, serta Outstanding Contribution Award oleh Commission Internationale du Genie Rural (CIGR) pada International Conference of Agricultural Engineering di Valencia, Spanyol. (Baca juga: Tanpa Terobosan Teknologi, Indonesi Kian Suram)

"Saya menjelaskan tentang peran dan fungsi pertanian presisi dengan menerapkan teknologi kontrol dan teknologi informasi untuk meningkatkan produk pangan secara kuantitas maupun kualitas," kata doktor berusia 33 tahun itu. 

Intelligent control berbasis metode speaking plant approach (SPA) digunakan untuk mengetahui kebutuhan nyata tanaman, sehingga lingkungan tumbuh tanaman yang meliputi air, temperatur, cahaya, kelembapan, udara, dan nutrisi dapat dikontrol secara tepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yusuf juga memaparkan peranan teknologi plant factory serta pengembangannya di Indonesia sebagai penyokong penyediaan sumber bahan pangan untuk sembilan miliar populasi di masa depan sebagaimana telah disajikannya dalam Workshop on Information Technologies in Sustainable Agriculture for 9 Billion People's Food Production di Zhejiang, Hangzhou, Cina, Maret lalu.

Melalui pengembangan teknologi plant factory, Yusuf berharap Indonesia mampu mencapai swasembada pangan berkualitas.

ABDI PURMONO

Berita Lain:
Ingin Hidup Enak, Panda Ini Palsukan Kehamilan 
Pembakaran Sampah Penyumbang Terbesar Polusi Udara
6 Menteri Jokowi Harus Bebas Pelanggaran HAM 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru