TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Ikrar Nusa Bakti mengatakan pemerintah baru harus menjelaskan ke publik alasan kenaikan harga bahan bakar minyak. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri pasti tidak mau meninggalkan legasi politik yang buruk di akhir masa jabatannya. (Baca: Jokowi dan SBY Bertemu, Demokrat Diharap Merapat)
Menurut Ikrar, jika SBY menaikkan harga BBM pada masa akhir pemerintahannya, maka ini bisa menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat. Maka, dalam pandangan SBY dan Partai Demokrat, langkah ini pasti akan lebih merugikan.
"Padahal, kalau mau dirundingkan dengan baik oleh Jokowi dan Tim Transisinya, persoalan persepsi masyarakat ini bisa dikondisikan dengan lebih baik," kata Ikrar. "Saya akan acungi jempol jika SBY berani menaikkan harga BBM sekarang." (Baca: SBY dan Jokowi Akhirnya Bertemu Empat Mata)
Ikrar mengatakan Jokowi tidak perlu mengkhawatirkan turunnya popularitas jika harga BBM baru akan dinaikkan pada masa pemerintahannya.
"Jika dijelaskan dengan baik, masyarakat pasti akan mengerti," ujarnya.
RIDHO JUN PRASETYO
Berita Terpopuler
Prabowo: Kalian Berkhianat? Dapat Apa dari Jokowi?
Ada Ketegangan Selama Prabowo Menonton Putusan MK
Indonesia Bentuk Timnas U-19 Baru, Mengapa?
Hatta ke Prabowo: Mau Sampai Kapan Begini Terus?
Prabowo Ditemani Tokoh Ini Saat Putusan MK