TEMPO.CO, Miami - Shirley Sotloff, ibu dari wartawan Amerika Serikat Steven Sotloff yang ditahan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini menyebut diri sebagai Negara Islam, menjadi non-muslim pertama yang mengakui kekhalifahan yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi tersebut. (Baca: Ibu Jurnalis AS Rilis Video untuk Pemimpin ISIS)
Dalam videonya ia menyebut, “Saya mengirimkan pesan ini kepada Anda, Abu Bakar al-Bahgdadi al-Quraisy al-Hussaini, khalifah dari Negara Islam,” ujar Shirley menyapa Baghdadi, seperti dikutip dari New York Times, Selasa, 27 Agustus 2014. (Baca: Eksekusi Foley, ISIS Juga Tahan Wartawan AS Steven)
Wanita yang berprofesi sebagai guru di Miami, AS, itu terus mengulangi sebutannya itu. “Kau khalifah, dapat memberikan amnesti. Saya meminta tolong untuk melepaskan anak saya. Saya meminta Anda untuk mengampuni nyawanya,” ucap Shirley.
Sikap Shirley ini dinilai Daveed Gartenstein-Ross, Direktur Pusat Studi Radikalisasi Teroris di Yayasan Pertahanan Demokrasi di Washington, bisa membantu Shirley untuk mencapai tujuannya.
"Baghdadi telah berhasil mengerahkan kekuasaannya di wilayah geografis yang mengontrol di Suriah dan Irak, tetapi memiliki pengakuan yang sangat terbatas di luar kekuasaannya itu," kata Gartenstein-Ross, penulis buku tentang warisan Osama bin Laden. Oleh sebab itu, ujar Gartenstein-Ross, hal ini akan menantang Baghdadi sekaligus memberi tekanan kepadanya.
Video ini merupakan balasan dari video pemenggalan wartawan AS yang dirilis pada Ahad pekan lalu. Dalam video tersebut ditampilkan seorang wartawan AS, James Foley, yang dipenggal dengan sebilah pisau. Steven juga ditampilkan di sana dalam keadaan hidup. ISIS berjanji akan melakukan pemenggalan pada Steven jika tuntutan mereka, termasuk meminta AS angkat kaki dari Irak, tidak dipenuhi.
ANINGTIAS JATMIKA | NEW YORK TIMES
Berita Lainnya
Lawan Rokok, Bloomberg Sumbang Rp 385 Triliun
Surat Terakhir James Foley untuk Keluarganya
Seribu Lebih Anak di Inggris Diperkosa dan Dijual