TEMPO.CO, Abuja - Pemerintah Nigeria menutup semua sekolah menyusul mulai tersebarnya wabah ebola di negara itu. Penutupan ini akan berlangsung hingga 13 Oktober mendatang. (Baca: Dunia Gagal Menangani Wabah Ebola Afrika)
"Semua sekolah dasar dan menengah pertama di wilayah pribadi dan sektor akan ditutup. Senin lalu, siswa yang sudah telanjur datang ke sekolah segera dipulangkan," kata Menteri Pendidikan Nigeria Ibrahim Shekarau, seperti dilaporkan BBC News, Rabu, 27 Agustus 2014.
Selain menghentikan kegiatan belajar-mengajar, setiap sekolah juga wajib mendaftarkan dua anggota stafnya untuk diberi pelatihan oleh tenaga medis. Hal ini dilakukan agar para pengajar bisa melakukan langkah pencegahan penyebaran ebola. (Baca: Afrika Selatan Tolak Pendatang dari Afrika Barat)
Nigeria telah melaporkan 13 kasus ebola dengan lima kematian. Wabah ini mulai tersebar saat seorang dokter Liberia, Patrick Sawyer, kembali ke Nigeria pada 20 Juli lalu. Sawyer meninggal lima hari kemudian. Sejak saat itu, banyak warga yang menunjukkan tanda-tanda terinfeksi ebola.
Hingga saat ini, rumah sakit di Nigeria telah merawat tujuh pasien ebola. Satu-satunya pasien yang masuk ke ruang isolasi adalah istri dokter yang merawat Sawyer.
Ebola telah menewaskan hampir 1.500 orang di negara Afrika Barat dan lebih dari 2.600 kasus ebola telah dikonfirmasi. Sierra Leone, Liberia, dan Guinea adalah tiga negara yang paling terkena dampak wabah mematikan ini.
RINDU P. HESTYA | BBC NEWS
Berita Lain:
Seribu Lebih Anak di Inggris Diperkosa dan Dijual
Disergap Macan Tutul, Wanita Ini Balik Menyerang
Pejuang ISIS Asal AS Tewas di Suriah