TEMPO.CO, Jakarta - Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Latif Adam, menyetujui konsep realokasi atau pengalihan subsidi BBM yang akan dilakukan Jokowi ke sektor usaha yang produktif, seperti benih dan pestisida untuk petani, serta solar untuk nelayan.
Menurut Latif, pengalihan dana subsidi BBM memang perlu difokuskan pada program untuk masyarakat menengah ke bawah, seperti dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan beras miskin (raskin).
Latif menuturkan kenaikan harga BBM berpengaruh besar pada beban masyarakat menengah ke bawah, terutama terkait dengan harga pangan, jika momentum kenaikannya tidak tepat. “Naiknya harga BBM subsidi pengaruh besarnya ke masyarakat menengah ke bawah. Mereka akan terbebani,” ujar Latif, Kamis, 28 Agustus 2014.
Jika subsidi BBM tidak dikurangi, kata Latif, utang negara akan membengkak sekitar 2,13 persen. Menurut Undang-Undang Keuangan Negara, batas maksimal APBN dan APBD adalah 3 persen dari PDB, dengan rincian 2,5 persen pemerintah pusat dan 0,5 persen pemerintah daerah.
Menaikkan harga BBM tak bisa dihindari karena beban subsidi membuat negara kesulitan melakukan investasi. Hal itu berimbas pada terhambatnya pertumbuhan ekonomi.
Latif mengatakan menaikkan harga BBM memang berimbas pada inflasi. Namun tidak akan berefek tinggi jika direalokasikan pada tujuan yang tepat, seperti yang direncanakan oleh Jokowi. Meski begitu, Latif mengaku belum melakukan perhitungan simulatif jika harga BBM benar-benar dinaikkan tahun ini.
Saat dilakukan kenaikan harga BBM 2012, Latif melakukan perhitungan, yakni kenaikan Rp 1.500 per liter akan menghemat anggaran hingga Rp 50 triliun, dengan tingkat inflasi 0,9 persen. “Tahun ini, belum saya hitung. Tapi akan aman-aman saja kalau dinaikkan Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per liter,” ujar Latif.
Sebelumnya, presiden terpilih Jokowi mengatakan siap mengambil keputusan yang tidak populer, yakni menaikkan harga BBM guna mengurangi beban APBN akibat subsidi BBM. Dana subsidi BBM akan dialihkan untuk kepentingan rakyat banyak.
Jokowi memutuskan akan menaikkan harga BBM. Sebab, dalam pertemuan di Bali, Presiden SBY menolak menaikkan harga BBM dengan alasan waktu yang kurang tepat.
CANTIKA BELLIANDARA
Terpopuler:
Prabowo: Kalian Berkhianat? Dapat Apa dari Jokowi?
Ada Ketegangan Selama Prabowo Menonton Putusan MK
Hatta ke Prabowo: Mau Sampai Kapan Begini Terus?
Prabowo Ditemani Tokoh Ini Saat Putusan MK
Disebut Gila Jabatan, Ahok Mengaku Gila Betulan