TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil-Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta Joko Kundaryo mengatakan transaksi di kompleks Lapangan IRTI, Monumen Nasional, hanya akan menggunakan uang elektronik mulai Oktober mendatang. Peralihan ini bertujuan menata lokasi berdagang dan menghilangkan tradisi "menembak harga" yang kerap dilakukan pedagang.
"Nanti tidak ada lagi uang kes beredar di Monas," ujar Joko saat dihubungi, Jumat, 29 Agustus 2014.
Joko menuturkan penerapan transaksi nontunai di Lapangan IRTI dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan kartu dari perbankan dan voucher dengan nominal tertentu. Instansinya mencatat ada 339 pedagang kaki lima resmi di Lapangan IRTI. Selama tiga pekan mendatang, pedagang kuliner, aksesori, suvenir, dan pakaian akan menerima pelatihan cara menyajikan produknya agar menarik perhatian pengunjung.
Menurut Joko, penempatan pedagang akan diatur berdasarkan zonasi jenis produk. Pedagang harus mencantumkan harga dagangannya dan label halal. Khusus untuk pedagang makanan, Dinas melarang pedagang menggunakan zat tambahan berbahaya pada produknya.
Setelah pelatihan, Dinas UMKM dan Perdagangan juga masih akan mendampingi pedagang hingga sekitar tiga bulan setelah Oktober. Joko berujar, pendampingan bertujuan membuat pedagang memahami pentingnya kerapian. "Mindset mereka juga harus berubah," ujar Joko.
LINDA HAIRANI
Baca juga:
Jatah Menteri, Hanura Abaikan Salam Gigit Jari
JK: Kami Siap kalau SBY Ragu Naikkan Harga BBM
Ini Cara Risma Antisipasi Kenaikan Harga BBM
Prabowo Pilih Suhardi karena Kloset Jongkok