TEMPO.CO, Jakarta: Upaya pemerintah untuk melakukan penghematan anggaran dalam rangka menekan defisit pada Juni lalu rasanya akan berujung sia-sia. Musababnya, lagi-lagi pada akhir tahun ini pemerintah diperkirakan akan menambah anggaran untuk menambal anggaran subsidi bahan bakar minyak karena kuotanya jebol.
Pada paruh kedua tahun 2014, pemerintah memutuskan cara untuk menghemat anggaran saat itu adalah dengan memangkas kuota subsidi BBM sebesar 2 juta kiloliter. Kuota sebelumnya yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara sebesar 48 juta kiloliter. Dari penghematan ini, pemerintah mengklaim dapat menghemat hingga Rp 5,95 triliun. (Baca: Gubernur BI: Reformasi Fiskal Mendesak)
Sayangnya, belum lagi tiga perempat tahun ini dilewati, ada prediksi kuota BBM subsidi bakal jebol, melebihi angka yang disepakati pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang sebesar 46 juta kiloliter. Bukannya untung, pemerintah malah buntung. Sebab, PT Pertamina (persero) menghitung, hingga akhir tahun ini, potensi tambahan kuota BBM subsidi sekitar 1,35 juta kiloliter atau memerlukan tambahan anggaran sebesar Rp 8 triliun. (Baca: Chairul Tanjung: RAPBN 2015 Tak Akan Bebani Jokowi)
Tambahan kuota tersebut tentunya bakal menambah daftar panjang kegagalan pemerintah dalam mengelola konsumsi dan anggaran BBM subsidi. Padahal, realisasi tahun lalu sebenarnya telah menunjukkan bahwa konsumsi BBM bahkan melebihi ketetapan APBN Perubahan 2014, yakni mencapai 46,2 juta kiloliter. (Baca: Demokrat Sebut Alasan SBY Tak Naikkan Harga BBM)
* Perkiraan over kuota BBM subsidi:
1,35 juta kiloliter atau tambahan Rp 8 triliun atas total anggaran subsidi BBM sebesar Rp 246,46 triliun
*Sumber dana tambalan:
1. Saldo anggaran lebih (SAL) merupakan akumulasi sisa lebih pembiayaan anggaran, sebesar Rp 20 triliun
2. Penghematan KESDM Rp 9,83 triliun
- pengurangan kuota 2 juta kiloliter dari kuota APBN 2014 sebesar 48 juta kiloliter Rp 5,95 triliun
- penghematan lainnya Rp 3,88 triliun
3. Cadangan risiko fiskal Rp 2,66 triliun
Total Rp 32,49 triliun
Sumber: Badan Anggaran DPR
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Ajudan Nazar Akui Pernah Antarkan Uang buat Ibas
Ini Ulah Pertama Balotelli di Liverpool
Warga Kutai Diterkam Buaya
Jokowi Tak Janjikan Jabatan, PPP Ogah Bergabung
Lama Tak Bertemu, Machfud: Anas Terkencing-kencing