TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan inflasi Agustus 2014 tercatat 0,47 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 113,58. "Inflasi terjadi karena kenaikan harga, terutama listrik dan kelompok pendidikan," ujarnya di gedung BPS, Jakarta, Senin, 1 September 2014.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 2014, kata Suryamin, tercatat sebesar 3,42 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,99 persen. Untuk komponen inti, pada Agustus 2014 terjadi inflasi sebesar 0,46 persen.
Inflasi komponen inti dalam tahun kalender 2014 sebesar 2,88 persen dan tingkat inflasi komponen inti Agustus 2014 terhadap Agustus 2013 tercatat sebesar 4,47 persen. (Baca: Kenaikan Harga BBM Bakal Lambungkan Harga Pangan)
Suryamin menjelaskan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2014 adalah tarif listrik, ikan segar, uang sekolah, beras, daging ayam ras, tarif kontrak rumah, rokok kretek dan tarif angkutan udara. Komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, tarif angkutan antar kota, tomat sayur, telur ayam ras, tomat buah, bawang putih dan telepon seluler.
Badan statistik memisahkan tujuh kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi. Bahan makanan menyumbang 0,07 persen dengan inflasi Agustus sebesar 0,36 persen. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang 0,09 persen dengan nilai inflasi sebesar 0,52 persen.
Adapun kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,18 persen inflasi dengan nilai inflasi Agustus sebesar 0,73 persen. (Baca: Tommy Soeharto: Jangan Sok Pintar Soal Subsidi BBM)
Kelompok sandang menyumbang 0,01 persen inflasi dengan nilai inflasi Agustus sebesar 0,23 persen. Kesehatan sumbang 0,02 persen dengan nilai inflasi 0,33 persen. Pendidikan, rekreasi dan olahraga menyumbang 0,12 persen dengan inflasi terbesar, yaitu 1,58 persen.
Sedangkan untuk jasa transportasi, komunikasi dan keuangan menyumbang deflasi sebesar 0,02 persen dengan angka deflasi 0,12 persen.
DINI PRAMITA
Berita terpopuler:
DPR dan SBY Dilarang Utak-atik RAPBN 2015
Twitter Garap Proyek Penanggulangan Banjir Jakarta
Menteri Chatib Tak Rela Subsidi BBM untuk Si Kaya