TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada Agustus 2014 mencapai 0,47 persen, turun dari bulan sebelumnya yang berada di level 0,93 persen. Menurut Kepala BPS Suryamin, ada tiga penyumbang inflasi terbesar, yakni kenaikan harga ikan, tarif listrik, dan biaya sekolah. (Baca: Kenaikan Harga BBM Bakal Lambungkan Harga Pangan).
Suryamin mengatakan kenaikan harga ikan yang mencapai 1,39 persen memberi andil pada inflasi sebanyak 0,04 persen. Inflasi ini, kata Suryamin, disebabkan oleh terjadinya kelangkaan pasokan ikan di beberapa daerah. "Ini akibat pengaruh cuaca sehingga memicu tingginya inflasi di bulan Agustus," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 1 September 2014. (Baca: BI: Inflasi Juli Year on Year Bisa 8 Persen)
Secara umum, kelompok bahan makanan berada di urutan keempat sektor penyumbang inflasi. Inflasi bahan makanan mencapai 0,36 persen dengan kenaikan indeks 119,69 menjadi 120,12 pada Juli-Agustus 2014. Ikan sarden menyumbang inflasi terbesar di sektor ini. Adapun bawang merah, tomat sayur, telur ayam ras, tomat buah, dan bawang putih malah menyebabkan deflasi atau penurunan harga.
Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberi sumbangan pada inflasi sebesar 0,52 persen. Kelompok ini mengalami kenaikan indeks dari 114,05 menjadi 114,64 pada Juli-Agustus 2014. Komoditas penyumbang inflasi adalah mi, nasi dengan lauk, dan rokok kretek dengan kontribusi 0,01 persen. (Baca juga: BBM Naik, Inflasi Masyarakat Miskin 8,64 Persen)
DINI PRAMITA
Berita Terpopuler
'Tangan Saya Dipaksa Pegang Kelaminnya'
Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat
Kalla Capek Bicara Soal Harga BBM ke SBY
Jika Terbukti, AKBP Idha Terancam Dihukum Mati
'Tangan Saya Dipaksa Pegang Kelaminnya'
Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat
Kalla Capek Bicara Soal Harga BBM ke SBY
Jika Terbukti, AKBP Idha Terancam Dihukum Mati