Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Remaja Suka Menantang Risiko?  

image-gnews
Sejumlah anak jalanan dan pelajar SMU yang tertangkap sedang berjudi, dibawa menuju kantor Kepolisian Sektor Kebayoran Lama di kawasan Pakubuwono Residences, Jakarta. Rabu (12/12). Mereka terjaring razia penanggulangan kenakalan remaja di kawasan Jakarta Selatan. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Sejumlah anak jalanan dan pelajar SMU yang tertangkap sedang berjudi, dibawa menuju kantor Kepolisian Sektor Kebayoran Lama di kawasan Pakubuwono Residences, Jakarta. Rabu (12/12). Mereka terjaring razia penanggulangan kenakalan remaja di kawasan Jakarta Selatan. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Florida - Para ilmuwan sukses mengungkap faktor penyebab munculnya perilaku suka menantang risiko pada remaja laki-laki. Sudah menjadi rahasia umum bahwa remaja laki-laki cenderung suka bertindak gegabah dan berisiko.

Ahli saraf dari Florida State University College of Medicine, Pradeep Bhide, bersama sejumlah ilmuwan terkemuka lain meneliti kaitan perilaku berisiko dan mekanisme otak remaja laki-laki. Mereka menggelar 19 studi yang mencakup berbagai pendekatan bidang ilmu, seperti psikologi, neurokimia, pencitraan otak, ilmu saraf klinis, dan neurobiologi.

Hasilnya cukup mengejutkan. "Faktor keluarga dan masyarakat rupanya memiliki andil terhadap keputusan remaja laki-laki untuk selalu menempatkan diri mereka dalam risiko," kata Bhide, seperti ditulis dalam Sciencedaily, Senin, 1 September 2014.

Penelitian berjudul "Teenage Brains: Think Different?" ini dimuat dalam jurnal Developmental Neuroscience dan diterbitkan dalam sebuah buku. Di dalamnya berisi sejumlah temuan yang memberikan wawasan baru tentang cara kerja otak remaja laki-laki.

Bhide mengatakan tidak seperti anak-anak atau orang dewasa, otak remaja laki-laki sangat reaktif. Hasil pemindaian resonansi magnetik menggambarkan aktivitas di limbik--bagian yang mengontrol emosi--meningkat pesat saat mereka menghadapi ancaman. Aktivitas di limbik tetap tinggi bahkan ketika mereka telah diberi tahu untuk tidak menanggapi ancaman itu. "Ini sangat berbeda dengan otak pria dewasa," ujarnya.

Dalam pengujian aktivitas otak lainnya, tim peneliti menemukan bahwa sebagian besar remaja laki-laki kebal terhadap ancaman hukuman. Namun mereka sangat peka terhadap kemungkinan meraup keuntungan besar dari berjudi. Temuan ini sekaligus mempertanyakan efektivitas hukuman untuk mencegah perilaku berisiko atau menyimpang pada remaja laki-laki. (Baca juga: ABG Curi 59 Motor dengan Pacari Korbannya)

Yang tak kalah menarik adalah fakta bahwa terdapat molekul khas yang kurang aktif di dalam otak remaja laki-laki. Molekul ini diketahui penting dalam mengembangkan rasa takut terhadap situasi yang berbahaya. Hal serupa tidak dijumpai pada otak pria dewasa. Perbedaan neurokimia inilah yang, menurut Bhide, mendasari perilaku kompleks pada remaja laki-laki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Penelitian kami menggambarkan dasar neurobiologis dari perilaku berisiko yang kerap ditunjukkan oleh remaja," kata Bhide. Stres, perubahan hormonal, kompleksitas lingkungan psikososial, dan tekanan psikis dari sesama remaja berperan terhadap munculnya perilaku yang cenderung menantang risiko.

Barry Kasofsky dan B.J. Casey, anggota tim peneliti dari Weill Medical College di Cornell University, menyatakan penelitian ini mencoba untuk mengisolasi, memeriksa, dan memahami beberapa penyebab potensial di balik teka-teki perilaku kompleks seorang remaja.

Temuan-temuan di dalamnya dapat dijadikan acuan, khususnya bagi orang tua dan keluarga, untuk berinteraksi dengan remaja laki-laki di dalam ataupun di luar rumah. "Termasuk bagaimana merancang strategi pendidikan dan merumuskan cara terbaik untuk menangkal, memperbaiki, atau memodifikasi perilaku berisiko seorang remaja," tulis mereka.

SCIENCEDAILY | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Lainnya:
Tommy Soeharto: Jangan Sok Pintar Soal Subsidi BBM 
Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat 
Perwira Polisi Tertangkap Bawa Narkoba di Malaysia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

16 Januari 2019

Peneliti Manuel Morrens, memegang otak manusia yang masukan dalam wadah di Rumah Sakit Kejiwaan di Duffel, Belgia, 19 Juli 2017. Rumah sakit jiwa ini telah menampung 3.000 otak manusia yang digunakan sebagai penetian penyakit kejiwaaan manusia. REUTERS/Yves Herman
Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

Tim ilmuwan dari University of Birmingham dan Cardiff University telah mengungkap bagaimana otak manusia merekontruksi atau menyusun kenangan.


Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

21 November 2018

Ilustrasi anak ketakutan. shutterstock.com
Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, dalam sebuah riset mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut.


Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

8 November 2018

Peneliti Manuel Morrens, memegang otak manusia yang masukan dalam wadah di Rumah Sakit Kejiwaan di Duffel, Belgia, 19 Juli 2017. Rumah sakit jiwa ini telah menampung 3.000 otak manusia yang digunakan sebagai penetian penyakit kejiwaaan manusia. REUTERS/Yves Herman
Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker.


Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

27 Desember 2017

Sekotak sayuran dipajang di kebun seluas 900 meter persegi di atap pusat pemilahan pos,  di Paris, Prancis, 22 September 2017. Kebun ini menanam buah-buahan, sayuran, tanaman aromatik dan obat-obatan. REUTERS/Charles Platiau
Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

Usus disebut sebagai otak kedua. Kalau kondisi usus baik, maka saraf di usus akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak


10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

15 Desember 2017

Ilustrasi wanita lupa. shutterstock.com
10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

Ada 10 hal yang bisa menambah daya ingat seseorang. Dua di antaranya adalah makan permen karet dan menonton komedi.


Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

12 Desember 2017

Peneliti Manuel Morrens, memegang otak manusia yang masukan dalam wadah di Rumah Sakit Kejiwaan di Duffel, Belgia, 19 Juli 2017. Rumah sakit jiwa ini telah menampung 3.000 otak manusia yang digunakan sebagai penetian penyakit kejiwaaan manusia. REUTERS/Yves Herman
Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

Otak manusia memiliki banyak aktivitas, termasuk yang Anda belum tahu ini.


Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

9 Desember 2017

bayi berjalan (pixabay.com)
Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

Peneliti mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang bisa membantu memprediksi autisme.


Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

9 November 2017

Ilustrasi stres di kantor. Shutterstock
Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

Pikiran tentang hal-hal buruk ternyata bisa mencerminkan kesehatan manusia. Misalnya tak bisa berhenti memikirkan pengalamam buruk. Kenapa?


Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

24 Oktober 2017

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

Hidung, sebagai Indra penciuman ternyata memiliki kaitan yang kuat dengan otak secara keseluruhan. Simak penelitiannya.


Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

11 Oktober 2017

Usia (pixabay.com)
Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

Pernah mempertanyakan mengapa manusia tertawa, merasakan kantuk, ataupun bisa mengalami 'jetlag'?, ternyata semua itu karena kinerja otak manusia.