TEMPO.CO, Kupang - Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nusa Tenggara Timur, Silvia Peku Djawang, mengatakan kekeringan di NTT menyebabkan stok beras menipis. "Ketahanan beras hanya bisa memenuhi kebutuhan empat bulan," kata Silvia kepada Tempo, Selasa, 2 September 2014.
Menurut Silvia, stok beras di NTT saat ini sebanyak 205.520 ton. Jika dilihat dari kebutuhan masyarakat sebanyak 46.709 ton per bulan, pasokan itu hanya bisa bertahan hingga 4,4 bulan.
Sedangkan stok bahan pangan lainnya, seperti jagung, sebanyak 104.419 ton dengan kebutuhan sebulan 8.222 ton. Maka komoditas ini mampu memenuhi kebutuhan selama 12,7 bulan.
Adapun stok umbi-umbian mencapai 37.784 ton dengan kebutuhan 8.214 ton per bulan. Dengan demikian, pasokan umbi-umbian hanya cukup untuk kurang dari lima bulan. Adapun stok kedelai 570 ton dengan kebutuhan 713 ton per bulan. Pasokan tersebut hanya bertahan 0,8 bulan.
Silvia mengatakan, jika masalah ketahanan pangan ini tidak segera teratasi, pada puncak kemarau Desember dan Januari 2015, NTT akan mengalami kerawanan pangan. Apabila hal itu terjadi, NTT akan memanfaatkan cadangan pangan untuk intervensi rawan pangan sebanyak 80,36 ton.
YOHANES SEO
Berita lain:
Radamel Falcao Ternyata Dibeli Manchester United
Datangkan Falcao, MU Catat Rekor Terboros
Situs Seleksi CPNS 2014 Sulit Diakses Publik