TEMPO.CO, Jakarta - Masa 1.000 hari menentukan pertumbuhan anak di kemudian hari. Ini terhitung dari masa 270 hari atau 9 bulan dalam kandungan ditambah 730 hari, yakni dua tahun pertama setelah kelahiran.
Menurut Prof Endang L. Achadi MPH Dr PH, 8 minggu pertama dalam kandungan ini, terbentuknya cikal bakal yang menjadi otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan, dan lengan.
"Ini periode terbentuk semua organ," katanya dalam seminar yang diadakan Sarihusada bertajuk 1.000 Hari yang Menentukan Masa Depan Bangsa di Hyatt Regency, Yogyakarta, pada 30 Agustus 2014.
Lalu terjadi pembesaran organ pada 9 minggu hingga kelahiran. Dan setelah lahir, sebagian organ masih berkembang sampai usia 2-3 tahun, seperti otak (baca: Anak Indonesia masih terancam pendek). Masa 1.000 hari ini dampaknya bisa bersifat permanen bila kurang gizi pada periode ini. "Dan sulit diperbaiki," kata Endang.
Anak menjadi pendek, kurang cerdas, dan kurang tangkas. Dan lebih berbahaya lagi, lebih berisiko mengalami penyakit kronis di usia dewasa, seperti hipertensi, diabetes, jantung, dan stroke.
Menurut survei yang dilakukan OECD Pisa, Indonesia masuk urutan 64 dari 65 negara partisipan OECD. Kalau jauh dibanding Malaysia di posisi 52, Singapura posisi 2, Vietnam posisi 17, dan Thailand posisi 50.
Ini mengukur kecakapan siswa usia 15 tahun dari sisi matematika, membaca, dan ilmu pengetahuan. "Gizi menjadi urusan semua bidang yang terkait," kata Endang. Sehingga pemerintah mengeluarkan PP No 42 Tahun 2013 mengenai gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dan melahirkan pada 30 Oktober 2013, gerakan 1.000 hari pertama.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
5 Benda yang Lebih Kotor daripada Toilet
Wajah Manusia Sarang Jutaan Tungau
Anak Afrika Lebih Bahagia daripada Anak Inggris
Toilet Inovatif, Bisa Dibawa dan Portable