Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TE Connectivity Perkenalkan Teknologi 24-Fiber

image-gnews
TEMPO/Wahyu Setiawan
TEMPO/Wahyu Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia solusi konektivitas, TE Connectivity, memperkenalkan teknologi 24-fiber bagi data center atau pusat data untuk melakukan efisiensi transisi data. Teknologi ini berbasis ultra-low loss untuk mendukung transisi aplikasi 10 gigabita ethernet (GbE) ke 40 dan 100 gigabita ethernet.

"Ini merupakan antisipasi kami untuk menghadapi lonjakan data yang cepat dan tinggi," ujar Technical Director Enterprise Network TE Connectivity Asia Tim Takala di Jakarta, Selasa, 2 September 2014. (Baca: Era Baru Bernama Internet of Things.)

Tim melanjutkan, koneksi serat optik (fiber optic) merupakan faktor penting dalam menyediakan bandwidth untuk mengirimkan data dalam jumlah besar. Terlebih, saat ini terjadi tren Internet of Things yang memungkinkan orang semakin terhubung dengan Internet. Tren inilah yang memacu terjadinya lonjakan trafik data. (Baca: Kampus Denmark Cetak Rekor Transfer Data Tercepat.)

Data Cisco melaporkan adanya prediksi kenaikan data dari perangkat bergerak sebesar 86 persen di Indonesia pada 2013-2018. Adapun kecepatan bradband fixed line diperkirakan naik dari 1,5 megabita per detik menjadi 6 megabita per detik pada 2012-2017.

Teknologi 24-fiber menghadirkan infrastruktur fiber yang memungkinkan pengelolaan pusat data dalam jangka panjang. Ini diklaim mampu menangani peranti aktif hingga 15 tahun. Sebabnya, teknologi tersebut tidak membutuhkan instalasi backbone secara terus-menerus. Dengan demikian lebih efisien dari segi jalur migrasi dan ruang.

Kabel trunk 24-fiber diklaim mampu memberikan kepadatan hingga 50 persen dibandingkan kabel tradisional 12-fiber. Jadi lebih fleksibel dari segi rancangan saluran. Adapun penggunaan kaset modular dapat menghemat ruang dan memudahkan penggantian modul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, teknologi tersebut diklaim mampu menekan anggaran teknis perusahaan. "Efisiensinya bisa mencapai 50 persen," kata System Application Engineer TE Connectivity Indonesia Sudarto Chan di tempat yang sama.

Dia mengatakan saat ini TE Connectivity bermitra dengan beragam sektor perusahaan di Indonesia. Salah satu mitranya adalah PT Telkom untuk menunjang koneksi kabel optik untuk telepon, Internet, dan televisi berlangganan. Sudarto menyebutkan, di Tanah Air, pangsa pasar TE Connectivity mencapai 42 persen.

SATWIKA MOVEMENTI

Terpopuler:
3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin Heboh
Isi Pertemuan Jokowi dengan Hatta Rajasa
Mengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBB
Apa Tanggapan Sultan Yogya Soal Florence?  
Akhirnya, Florence 'Ratu SPBU' Bebas dari Tahanan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

9 Mei 2017

Kepala BNPB Willem Rampangilei memberikan sambutan pada Asian Committe on Disaster Management di Hotel Gumaya, Semarang, 26 April 2016. Perhelatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat dan meningkatkan penanggulangan bencana di dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara. TEMPO/Budi Purwanto
Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.


Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

6 April 2017

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut Singapura-Jakarta-Australia. Kredit: Techcrunch
Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.


Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

19 Februari 2017

Ilustrasi Facebook dan Twitter/ media sosial. REUTERS/Dado Ruvic
Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.


Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

1 Februari 2017

Kota Vancouver di Kanada. Foto: commons.wikimedia.org
Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.


Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

18 Januari 2017

Komputasi Awan.
Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital


Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

18 Januari 2017

Seorang staff menunjukkan cara kerja piranti lunak cloud computing untuk mengoperasikan penerbangan, di booth Microsoft pada persiapan Pameran Komputer CeBit di Hanover, Jerman, Senin (5/3). REUTERS/Fabrizio Bensch
Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.


Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

16 November 2016

Sundar Pichai. REUTERS
Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.


NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

31 Oktober 2016

Foto: worldisround.com
NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.


Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

23 Agustus 2016

ilustrasi. technorati.com
Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.


Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

30 Juni 2016

Pemasangan kabel 9.000 km menghubungkan Jepang-AS. cnet.com
Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.