TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Rahmat, menjelaskan filosofi tema "Tuhan Membusuk" dalam Orientasi Cinta Almamater di depan Fakultas Ushuluddin, 28-30 Agustus lalu. Menurut Rahmat, yang dimaksud Tuhan dalam tema itu bukan Tuhan Yang Maha Esa, tapi Tuhan yang fana, yaitu manusia.
“Manusia yang mengaku tuhan di sini karena mereka sudah meniru sifat-sifat tuhan, seperti sombong, tidak adil, dan tidak jujur,” kata Rahmat, Selasa, 2 September 2014. (Baca juga: Soal Spanduk Tuhan Membusuk, UIN Minta Maaf)
Menurut Rahmat, manusia yang bersifat seperti tuhan itu harus membusuk dan dimusnahkan. Karena itu, dalam acara tersebut, ada proses pembakaran spanduk yang bertuliskan: “Tuhan Membusuk”. “Tuhan membusuk sebagai simbol penghancuran atas kebenaran manusia yang menjelma meniru tuhan. Dan pada penutupan ospek, sudah kami bakar tuhan yang membusuk itu,” katanya.
Pada Selasa lalu, Front Pembela Islam (FPI) Daerah Jawa Timur melaporkan UIN Sunan Ampel Surabaya ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. Laporan itu berkaitan dengan bunyi spanduk "Tuhan Membusuk" yang dibentangkan saat orientasi mahasiswa di kampus tersebut.
Sekretaris Jenderal FPI Jawa Timur Khoiruddin menganggap tema yang dipilih tersebut telah mencoreng agama dan Pancasila. “Kasus ini telah menistakan agama, lebih parah daripada ISIS (Islamic State of Iraq and al-Sham),” katanya setelah melapor ke Markas Polda Jawa Timur.
Anggota kepolisian yang menerima pengaduan itu, Ajun Komisaris Santoso, mengatakan akan mempelajari laporan tersebut. “Ditunggu saja nanti perkembangannya,” katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita lain:
Ketemu Jokowi, Hatta Bantah Hendak Merapat
Penyebar Foto Bugil: Saya Kolektor, Bukan Hacker
MU Terkena Karma Manchester City