TEMPO.CO , Jakarta - Kepala Riset PT Panin Sekuritas Purwoko mengatakan investor pasar modal memiliki ekspektasi positif akan pemerintahan baru yang dipimpin Joko Widodo-Jusuf Kalla. Komitmen Jokowi dalam membentuk kabinet yang profesional dan ramping membangun harapan akan kinerja positif pemerintahan. "Pemerintahan diyakini bisa bekerja secara efektif," kata dia. (Baca: Euforia Jokowi, Saham Perbankan Diburu)
Selain itu, euforia perbaikan data-data ekonomi terbaru masih menjadi pendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia. Keyakinan terhadap surplus neraca perdagangan membuat sebagian investor kembali melanjutkan aksi beli saham. (Baca: Euforia Bursa Saham Akan Sambut Kemenangan Jokowi)
Dalam penutupan perdagangan pada Selasa, 2 September 2014, IHSG menguat 24 poin (0,5 persen) ke level 5.201. Saham-saham dalam sektor perkebunan, seperti AALI, BWPT, LSIP dan SMAR menjadi pilihan investor. Karena harganya sudah terlampau murah, investor punya ekspektasi akan profit yang tinggi dari saham ini.
Menurut Purwoko, kelanjutan penguatan indeks masih dipengaruhi perbaikan data ekonomi. Pasalnya, setelah dihajar isu kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, investor baru memiliki alasan yang cukup untuk mengakumulasi kepemilikan saham. Namun, kata dia, eskalasi konflik di Ukraina bisa menghentikan laju indeks. Dia pun menyarankan investor mempertimbangkan saham-saham lapis kedua (second line), seperti JPFA, CPIN, dan BBTN. (Baca: Surplus Perdagangan Dorong Indeks Harga Saham)
Pada hari ini, Rabu, 3 September 2014, Purwoko memperkirakan IHSG menguat terbatas di level 5.180-5.225. Kenaikan tajam indeks Nikkei 225 sebanyak 1,24 persen diyakini Purwoko tak akan banyak mempengaruhi laju penguatan bursa saham dalam negeri.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Isi Pertemuan Jokowi dengan Hatta Rajasa
Mengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBB
Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
Soal Bocoran Kabinet, Ini Kata Jokowi