TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar menyebutkan bus Transjakarta merupakan kendaraan umum paling aman dari tindak pelecehan seksual. “Di dalam bus Transjakarta ada petugas yang punya tugas ekstra untuk mengawasi kenyamanan wanita. Tidak seperti kernet bus pada umumnya,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 September 2014.
Selain untuk menjaga kenyamanan penumpang wanita, petugas Transjakarta diwajibkan untuk menjaga keamanan di dalam bus, membantu penumpang turun atau naik bus, dan mengamati perilaku setiap penumpang. “Jadi petugas berhak menurunkan penumpang yang mengganggu kenyamanan penumpang lain,” kata Akbar. Dengan adanya petugas itu pun, kata dia, penumpang yang berniat melakukan pelecehan seksual urung melakukan tindakannya. (Baca: Transjakarta Sediakan Area Khusus Perempuan)
Akbar menilai manajemen Transjakarta sejauh ini telah berikhtiar dalam menurunkan angka tindak pelecehan seksual di dalam bus. Transjakarta, kata dia, sudah memusatkan kursi penumpang wanita di bagian depan bus. Upaya tersebut dinilai baik. Sebab, menurut dia, kaum wanita patut memarahi penumpang pria yang berada di area tersebut.
Dia melanjutkan, ratusan bus Transjakarta pun kini telah dilengkapi dengan kamera pengintai. Tiap busnya memiliki tiga unit kamera pengintai yang merekam seluruh aktivitas penumpang di dalam bus. “Selain menjadi alat bukti tindak kriminal, kamera pengintai bertugas untuk membatalkan niat pelaku pelecehan seksual,” dia menjelaskan.
Selain itu, mekanisme naik dan turunnya penumpang yang mesti melalui halte juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Transjakarta. Menurut Akbar, pelaku yang tertangkap basah melakukan tindak kriminal di dalam bus lebih mudah ditangkap karena tak bisa kabur dengan melompat dari bus. (Baca: Pelecehan Seksual di Busway Meningkat 100 Persen)
Meski demikian, Dinas Perhubungan mengakui berbagai upaya yang dilakukan Transjakarta belum maksimal dalam menurunkan angka tindak kriminal di dalam bus. Seperti pelecehan seksual yang terjadi pada Senin, 1 September 2014. Pelaku yang bernama Yeremias H., warga Tambora, Jakarta Barat, ini melakukan perbuatan tak senonoh terhadap seorang wanita yang enggan disebutkan namanya. Pelaku berani meremas bokong korban di dalam bus, selepas halte Kebayoran Baru, meski bus dalam keadaan sedikit kosong.
Setelah pelaku diamankan, petugas sempat meminta korban untuk melaporkan kejadian tersebut kepada aparat. Namun korban menolak dengan alasan tak mau diekspos.
Sebagai hukumannya, petugas menyuruh pelaku melucuti seluruh pakaiannya kecuali celana dalam. Petugas lalu mengalungkan kertas di lehernya dengan tulisan: "Pelaku Pelecehan Seksual".
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Kata Udar Soal Bus Transjakarta yang Meledak
Desa di Tangerang Diserbu Monyet Liar
Pelaku Pelecehan di Transjakarta Ditelanjangi
Perkosa Pacar, Mahasiswa di Bogor Ditangkap