TEMPO.CO, Jakarta - Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa menghasilkan sejumlah poin penting untuk dijadikan bahan rekomendasi bagi pemerintahan baru presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Baca: Tokoh NU: Hari Santri Nasional Baru Angin Surga)
Selain tiga usulan untuk arsitektur kabinet Jokowi-Kalla, PKB juga mengusulkan hari baik sebagai peringatan Hari Santri Nasional. "Ada dua opsi, setiap tanggal 1 Muharram atau 22 Oktober," kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 September 2014.
Menurut Marwan, Hari Santri Nasional ini dimaksudkan sebagai penghargaan terhadap perjuangan para santri yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan pembangunan. Pilihan selain tanggal 1 Muharram, yaitu tanggal 22 Oktober, didasari alasan yang cukup kuat. (Baca: Jokowi Dukung Penetapan Hari Santri Nasional)
"Tanggal 22 Oktober itu hari monumental di mana resolusi jihad Nahdatul Ulama dikeluarkannya KH Hasyim Asyari. Kemudian meletuslah perang 10 November di Surabaya itu," kata dia.
Saat kampanye pemilu presiden, Joko Widodo atau Jokowi, sempat berjanji memperjuangkan usulan pimpinan Pondok Pesantren Babussalam KH Thoriq mengenai Hari Santri Nasional. (Baca: Begini Sejarah Ide Hari Santri Nasional dan Jokowi Janji 1 Muharam Hari Santri Nasional)
MUNAWWAROH
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
Misteri Batu Berjalan di Lembah Kematian Terkuak
ISIS Kembali Eksekusi Jurnalis Amerika Serikat
Abraham Sebut Jero Wacik Serakah