TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Salihara kembali menggelar Festival Salihara 2014 kembali digelar pada 13 September hingga 22 Oktober mendatang. Pada penyelenggaraannya yang kelima ini, Salihara mengambil tema Di Seni Senang atau Happy Go Artsy.
"Seperti festival-festival sebelumnya, festival kali ini menghadirkan seniman-seniman pilihan yang berkualitas," ujar Nirwan Dewanto, Dewan Kurator Salihara, dalam konferensi pers di Komunitas Salihara, Rabu, 3 September 2014 kemarin.
Festival Salihara 2014 akan menampilkan 11 acara utama yang terdiri atas pertunjukkan tari, musik, dan teater dari Belanda, Australia, Jerman, Austria, Prancis, Gerogia dan Republik Cek, serta Indonesia.
Rangkaian acara dibuka dengan konser musik Magical Mystery Tour dari Anime String Orchestra asal Bandung. Mereka akan mengaransemen ulang sejumlah karya dari Jimi Hendrix dan Emerson, Lake & Palmer, The Beatles dan Yess.”Mereka memang memilih lagu yang menghibur sampai yang cukup sulit dimainkan,” ujar Toni Prabowo, kurator musik Salihara kepada Tempo.
Penampil lain dari bidang musik adalah pemain organ pipa dari Republik Cek, Kateina Chroboková Boleh dikatakan musik dari organ pipa ini sangat jarang karena biasanya organ pipa hanya terdapat di gereja. Tetapi Chrobokov akan memainkan organ pipa yang sudah dimodifikasi dan mudah dimainkan di berbagai tempat. Ada pula penampilan TOEAC, duo pemain akordeon asal Belanda.
Akan hadir pula Ensemble Modern dari Jerman pada penutupan festival ini. Kelompok yang telah menyabet berbagai penghargaan internasional ini tak hanya menampilkan konser orkestra saja, namun juga teater musikal, tari, juga video. "Kelompok ini salah satu kelompok ensemble yang terkenal di dunia saat ini," ujar Tony.
Dari departemen tari akan muncul Ziya Azazi dari Austria yang akan menampilkan Dervish, yang merupakan hasil eksplorasinya atas tarian darwisy yang awalnya dikembangkan oleh Jalaludin Rumi dan tarekat Maulawiyah. Dari Prancis hadir Compagnie Olivier Dubois, menampilkan 12 penari yang beraksi dengan tiang-tiang besi. Ada pula Australian Dance Theatre yang menampilkan tari Be Yourself dari koreografer Garry Stewart.
Sementara kelompok teater bayangan tangan asal Georgia, Budrugana-Gagra membawa dua lakon sekaligus, yakni The Four Seasons of the Year, dan Isn't This A Lovely Day.
Adapun dari Indonesia, seniman yang akan tampil adalah penari dan koreografer asal Surakarta Danang Pamungkas dan teater boneka yang telah berkeliling berbagai negara, Papermoon.
Kesebelas program utama ini, dapat disaksikan dengan tiket masuk sebesar Rp 100 ribu untuk umum dan Rp 50 ribu untuk pelajar dan mahasiswa. Hingga H-7 pertunjukkan, berlaku potongan harga tiket sebesar Rp 25 ribu.
Selain program utama, diadakan pula program pendamping tiap akhir pekan seperti pementasan band indie dan jenakata, alias stand up comedy. Beberapa yang dijadwalkan tampil antara lain Sore, Endah N Rhesa, Future Collective, Gribs, Duck Dive, Matajiwa, Awwe, Adriano Qalbi, dan Boris Bokir.
Digelar pula berbagai lokakarya, seperti lokakarya cat air bersama Sasya Tranggono, akordeon bersama TOEAC, musik perkusi dari Speak Percussion, dan tata cahaya bersama Susanna Leinonen Company dari Finlandia.
RATNANING ASIH | DIAN YULIASTUTI