TEMPO.CO, Jakarta - Seorang gadis remaja Yazidi dari Kota Dohuk, Irak, berhasil meloloskan diri dari kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sama, bukan nama sebenarnya, sempat ditahan selama tiga pekan sebelum akhirnya dibebaskan oleh pria dermawan yang misterius. (Baca: PBB Bentuk Tim Investigasi Selidiki ISIS di Irak)
Gadis cantik berumur 16 tahun ini adalah bagian dari kaum minoritas Yazidi di Irak. Dia ditangkap oleh ISIS pada 3 Agustus di Gunung Sinjar bersama ibu dan dua adiknya. "Kami duduk di dalam dan mendengar suara letusan senjata api dan teriakan. ISIS datang dan membawa semua orang," ujar Sama, seperti dikutip dari The Australian, Kamis, 4 September 2014. (Baca: Ibu Jurnalis AS Minta ISIS Contoh Nabi Muhammad)
Selain menangkap orang-orang Yazidi, ISIS pun mengambil harta bendanya. "Mereka mengambil semua emas dan uang kami. Ibu saya memiliki kalung dan uang U$ 12.000. Mereka memisahkan perempuan dan anak-anak serta pria," tuturnya. (Baca: Wanita Inggris Rilis Video Ajakan ISIS)
Dalam penyerbuan itu, sekitar 15 milisi ISIS menyerbu dan membawa hampir 80 orang Yazidi. Pada senja hari tanggal 4 Agustus 2014, Sama mengaku dia dan yang lainnya dibawa ke pos pemeriksaan di Sinjar. Di lokasi itu, perempuan dan anak-anak dari desanya menaiki bus bersama dengan perempuan dari desa lain. Mereka dibawa menuju Tal Afar tanpa ada lagi tahanan pria.
"Kami menginap di Tal Afar selama dua malam, kemudian mereka membawa kami ke Badush," kata Sama. Badush merupakan penjara di Mosul. Di sana, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 670 narapidana tewas oleh ISIS.
Di Mosul, Sama tinggal di sebuah gedung berlantai dua yang digunakan sebagai pasar budak. "Hanya ada perempuan muda dan cantik di Mosul," ujarnya.
Pada hari pertama tinggal, dua pria datang dan membawa dua remaja perempuan. Hari berikutnya, pria lain datang dan membawa perempuan lainnya. Di tahanan, Sama diberi tahu oleh seorang sipir penjara bahwa mereka akan dinikahkan dengan pria muslim. Mereka akan dijual kepada para pria ISIS untuk diperistri sekaligus dipaksa masuk Islam.
Pada hari ketiga di Mosul, tanpa penjelasan, para tahanan dibawa kembali ke Tal Afar, termasuk Sama. Ia dimasukkan ke sebuah ruangan bersama 23 gadis lainnya, termasuk dua adiknya.
Pada hari Sama akan dijual, sipir penjara memanggil namanya. Sama tak punya waktu untuk mengucap salam perpisahan kepada adik-adiknya. "Saya mengatakan kepada mereka agar menjaga diri," tuturnya.
Bersama sejumlah gadis lain, dibalut rasa ketakutan, Sama bertemu dengan dua pria berusia sekitar 30 dan 40 tahun yang berbicara bahasa Turkmen. "Dia berkata, 'kamu adalah anak perempuanku'," kata Sama menirukan perkataan salah satu dari dua pria tersebut.
Kedua pria membawanya ke sebuah rumah di Rabiyah di perbatasan Suriah. Di rumah itu, si pria meninggalkan telepon di atas meja dan membiarkan pintu tak terkunci.
Dia meninggalkan Sama dan gadis lainnya sendirian. Pria dermawan misterius itu membantunya melarikan diri dengan membelinya dari IS. Sama pun bebas pekan lalu.
THE AUSTRALIAN | NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
Ini Alasan Pemindahan Makam Nabi Muhammad
Rumah Mewah Jero Wacik Dinamai 'The Waciks'
Jadi Tersangka, Jero Bakal Dipecat dari Demokrat
Pengamat: Jero Bukan Target Utama KPK
Pria Ini Terlahir dengan Posisi Kepala Terbalik