TEMPO.CO, Kabul - Taliban Afganistan mengaku bertanggung jawab atas ledakan dua bom mobil dengan sasaran kantor kepolisian dan intelijen di Kota Ghazni, sebelah selatan ibu kota Kabul, Kamis, 4 September 2014. (Baca: Taliban Serang Gedung Pemerintah Afghanistan)
Akibat ledakan maut tersebut, sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 130 korban lainnya cedera. Bom laknat itu selain melumat jiwa juga menyebabkan puluhan toko yang berdiri tak jauh dari kompleks pemerintahan hancur. "Para korban tewas terdiri dari delapan perwira polisi, sembilan petugas intelijen, dan seorang warga sipil," tulis Al Jazeera, Kamis, 4 September 2014.
Menurut sejumlah saksi mata peristiwa ledakan itu terjadi hampir bersamaan di area yang sama yakni di pusat kota. "Seusai ledakan bom, tiga jam kemudian terjadi serangan bersenjata," kata saksi mata yang tak disebutkan namanya. (Baca juga: Bandara Internasional Kabul Diserang Roket)
Gubernur Provinsi Ghazni, Musa Khan Akbarzada, mengatakan kepada Associated Press sebanyak 19 pejuang Taliban melancarkan serangan. "Dalam aksi tersebut 13 penyerang tewas setelah terjadi adu senjata dengan petugas." Dia melanjutkan, "Ledakan bom begitu kuat sehingga banyak warga sipil luka-luka akibat kejatuhan atap bangunan dan pecahan kaca jendela rumah mereka."
Beberapa sumber mengatakan kepada Al Jazeera, sepertinya jumlah korban bakal bertambah setelah tim rescue mengeduk reruntuhan bangunan untuk mencari mayat. Dalam sebuah pesan yang dikirimkan kepada Al Jazeera, juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, mengatakan mereka bertanggung jawab serangan bom tersebut.
Beberapa bulan ini, Taliban melakukan serangan bersenjata dengan sasaran fasilitas pemerintahan di negara yang sedang dilanda kecamuk perang. Afganistan hingga saat ini terus bergelut dengan pertikaian politik menyusul perebutan kursi presiden antara Abdullah Abdullah dengan Ashraf Ghani. (Baca juga: Bom di Pasar Afganistan Tewaskan 89 Orang)
Pada 30 Agustus 2014, pejuang Taliban menyerang markas intelijen Afganistan di sebelah timur Kota Jalalabad menyebabkan sedikitnya enam orang tewas. "Taliban terus menunjukkan kemajuan menyusul kekosongan politik di Afganistan," laporan koreponden Al Jazeera, Jennifer Glasse. "Kami menyaksikan berbagai kekerasan yang dilakukan Taliban pada musim panas ini," ucapnya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
TERPOPULER
Rumah Mewah Jero Wacik Dinamai 'The Waciks'
Pengamat: Jero Bukan Target Utama KPK
Jero Wacik dan Kumpulan Aset Rp 16 Miliar
Putin: Saya Bisa Ambil Kiev dalam 2 Minggu