TEMPO.CO, Ngawi - Susanti, 20 tahun, warga Desa Sembung, Karangjati, Ngawi, Jawa Timur, yang ditemukan tewas tergantung di tali kain bersama bayinya, Alfaril Setia Pratama, 3 bulan, di rumahnya dikenal pendiam. Tidak ada yang mengira kalau perempuan muda itu memilih mengakhiri hidupnya dan hidup bayinya itu dengan tragis dengan meninggalkan tujuh lembar catatan curahan hati. (Baca: Suami Jarang Pulang, Isteri Ajak Anak Gantung Diri)
"Selama ini dia tidak pernah mengeluhkan apa-apa," kata Suminah, 45 tahun, ibunya, ketika ditemui di rumah duka, Jumat 5 September 2014.
Rumah itu hanya berdinding papan dan berlantai tanah. Dalam catatannya, Susanti mengeluhkan kemiskinannya dan ketidakberdayaannya karena suami jarang pulang. Terkahir pulang Lebaran lalu dan hanya meninggalkan uang belanja Rp 100 ribu.
"Saya mengira Susanti sedang bingung memikirkan antara anaknya, keinginan bekerja, dan suaminya yang jarang pulang," ujar Suminah lagi dengan mata berkaca-kaca. Susanti adalah anak semata wayangnya. ""Dia selama ini lebih banyak d kamar momong anaknya."
Heri Priyadi, suami Susanti, juga mengatakan bahwa istrinya adalah seorang pendiam. Saat berkomunikasi melalui telepon seluler baik pesan singkat maupun berbicara langsung, ia melanjutkan, Susanti juga jarang mengeluhkan sesuatu.
Heri mengaku jarang pulang sejak beberapa bulan terakhir. Tapi itu karena pekerjaannya sebagai petugas cleaning service panggilan. Saat bekerja ia tinggal di rumah bosnya di wilayah Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.
Sedangkan untuk pemberian uang belanja kepada keluarga juga minim lantaran penghasilannya hanya Rp 475 ribu perbulan. "Tidak semua memang saya berikan kepada istri, karena saya juga butuh untuk tambah uang transport," ujarnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Terpopuler
Dipo: Ada Tim Transisi Bergerak Tanpa Koordinasi
8 Kontroversi Gubernur Riau yang Jadi Sorotan
Nikmati Duit Korupsi, KPK Uber Istri dan Anak Jero
Mega Bantah Pesawat RI-1 Akan Dijual Jokowi