TEMPO.CO, Kupang - Jurnalis Timor Leste yang tergabung dalam Asosiasi Jurnalis Timor Leste (AJTL) dan Jurnalis Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang membentuk Komunitas Journalista Timor untuk perdamaian di perbatasan kedua negara.
Komunitas Journalista Timor ini diharapkan bisa meredam konflik di perbatasan kedua negara yang masih sering terjadi terkait dengan masalah tapal batas di antara kedua negara. "Diharapkan, dengan komunitas ini, para jurnalis juga bisa berperan menjaga perdamaian kedua negara," kata Nuno Saldanha, perwakilan dari AJTL, ketika berkunjung ke Kupang, NTT, Sabtu, 6 September 2014.
Dia berharap komunitas ini bisa menjalin hubungan kekerabatan dan kerja sama antarjurnalis kedua negara, sehingga pemberitaan tidak membias yang bisa memicu konflik di perbatasan kedua negara. "Marilah sama-sama menjaga keamanan di perbatasan kedua negara," katanya.
Wartawan senior Frans Sarung berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah tapal batas kedua negara sehingga tidak memicu konflik di perbatasan. Sebab, selama ini konflik di perbatasan dipicu masalah tapal batas yang masih disengketakan Timor Leste dan Indonesia. "Kita harus mendorong penyelesaian tapal batas. Itu yang bisa meredam konflik di perbatasan," katanya.
Berbagai cara dan upaya dari masyarakat di perbatasan untuk menjaga perdamaian sudah dilakukan, seperti menggelar acara kebudayaan bersama di batas wilayah. Namun hal ini belum bisa menyelesaikan masalah tapal batas itu. "Budaya kedua negara sama. Itu yang bisa meredam konflik batas," dia menegaskan.
Sebanyak 20 wartawan asal Timor Leste melakukan kunjungan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk menjalin kerja sama dengan wartawan di Timor Barat. Kunjungan itu dimulai sejak 1 September 2014 dan berakhir hari ini, Sabtu, 6 September 2014.
YOHANES SEO
Baca juga:
Jegal Jokowi-JK, Kepala Daerah Dipilih DPR
Ahok: Waktu Penerbitan Kartu Pemilik Rusun Diulur
Bakal Maju Lagi, Risma Didukung Bekas Seterunya
Status UPN Veteran Jadi Perguruan Tinggi Negeri