TEMPO.CO, Makassar - Kejahatan yang dilakukan geng motor di Kota Makassar makin mengerikan. Mereka nekat merampok, membunuh, melempar bom molotov, dan menyerang rumah warga. (Baca:Bos Geng Motor Tetta Sempat Ngumpet di Lemari)
Dalam catatan Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, kekerasan geng motor yang merenggut korban jiwa dimulai pada 2012. Waktu itu satu orang tewas akibat dipanah geng motor. Setahun kemudian, tujuh orang tewas dan 15 lainnya luka-luka akibat dianiaya. Bahkan, tahun lalu, ada lima gereja di Makassar yang dilempari bom molotov oleh geng motor. (Baca: Polisi Tembak Bos Geng Motor Tetta)
"Rata- rata anggota geng motor ini anak di bawah umur yang berusia sekitar 14-17 tahun," kata Kepala Polres Kota Besar Makassar Komisaris Besar Fery Abraham, Ahad, 7 September 2014.
Lantaran kekerasan makin membahayakan, Fery menurunkan 240 polisi yang bekerja sama dengan TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja Makassar. Aparat kepolisian berpatroli di empat titik, yakni Jalan Sultan Alauddin, Urip Sumoharjo, Tanjung Bunga dan, Hertasning. "Tiap malam kami dibantu berpatroli oleh TNI dan Satpol," ujarnya. (Baca:Polisi Ciduk 17 Anggota Geng Motor Tasikmalaya )
Fery menuturkan, kepolisian telah menahan 48 anggota geng motor. Berkas 28 orang di antara mereka telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Makassar. " Dari 38 kasus geng motor tahun ini, masih ada 10 perkara yang belum beres pemberkasannya.
DIDIT HARIYADI
Baca juga:
Eks Bupati Aru Thedy Tengko Meninggal di Penjara
Siswa SMP di Sumenep Diadukan Cabuli 8 Anak
Beckham Ingin Berperan bagi Timnas Inggris
Sosiolog: Laporan Ridwan Kamil Bisa Jadi Efek Jera
Ibu Negara Mulai Berkemas dari Istana