TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, menilai polisi lamban dalam menyelesaikan kasus penangkapan dua polisi Indonesia di Malaysia. "Sudah sebelas hari kasus penangkapan dua polisi RI di Malaysia bergulir, tapi tak ada tindakan nyata di internal tubuh kepolisian sebagai respons terhadap kasus tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad, 7 September 2014. (Baca: Perwira Polisi Tertangkap Bawa Narkoba di Malaysia)
Menurut dia, penangkapan dua polisi itu membuktikan lemahnya pengawasan internal kepolisian. "Polri harus segera mengevaluasi kinerja intelijen dan Deputi SDM. Intelijen harus bisa memantau dan mendeteksi tingkah laku aparat Polri yang bermasalah,” katanya. “Sementara itu, Deputi SDM tidak boleh lagi ceroboh memberi jabatan pada polisi-polisi bermasalah." (Baca: 'Prestasi' Polisi Idha yang Tertangkap di Malaysia)
Sebelumnya, AKBP Idha Endi Prasetyono dan Bripka Harahap ditangkap Polis Diraja Malaysia pada Sabtu, 30 Agustus 2014, di Bandara Kuching, Malaysia. Mereka diciduk karena membawa 6 kilogram narkotik jenis sabu. Idha adalah Kepala Sub-Direktorat III Narkoba Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, sedangkan Harahap adalah bawahan Idha di unit yang sama.
IPW juga meminta polisi segera menelusuri kemungkinan jajaran kepolisian diperalat oleh bandar narkoba. “Kasus dua polisi itu hanyalah puncak gunung es yang bukan mustahil banyak polisi yang diduga terlibat," ujarnya. (Baca juga: Istri Idha Si Polisi 'Narkoba' Pernah Bikin Heboh)
AMOS SIMANUNGKALIT
TERPOPULER
PDIP: Ada Mafia Migas Besar dan Recehan
Hujatan di Twitter Ini Bikin Ridwan Kamil Geram
Pria Ini Rela Membayar Rp 900 Juta untuk Ciuman
IP Address Penghina Ridwan Kamil di Jakarta