Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Polisi Syariat' Berpatroli di Jerman  

image-gnews
Sejumlah mahasiswa University of Central Florida menggelar aksi lilin untuk menghormati jurnalis Amerika Serikat, Steven Sotloff yang tewas dipenggal oleh kelompok ISIS di Orlando, Florida, 3 September 2014. (AP Photo)
Sejumlah mahasiswa University of Central Florida menggelar aksi lilin untuk menghormati jurnalis Amerika Serikat, Steven Sotloff yang tewas dipenggal oleh kelompok ISIS di Orlando, Florida, 3 September 2014. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Wuppertal - Sejumlah pria muda berkeliling Kota Wuppertal, wilayah barat Jerman, seperti sedang berpatroli awal pekan ini. Mereka mengenakan rompi warna oranye. Pada bagian punggungnya terdapat tulisan "SHARIAH POLICE".

Di sepanjang jalan mereka mendesak warga untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap tidak sejalan dengan hukum syariat.

Menurut Russia Today, Sabtu, 6 September 2014, anak-anak muda itu diketahui merupakan pengikut Salafi, aliran pemurnian Islam. Gerakan Salafi berkembang cepat saat ini. Para pengikutnya berpatroli di tempat-tempat hiburan malam di kota Wuppertal.

Mereka mendesak orang-orang untuk tidak meminum alkohol, memakai narkoba, berjudi, menonton film-film porno, dan melakukan aktivitas yang dianggap melanggar syariat. Selain berpatroli, mereka juga membagi-bagikan brosur tentang tuntunan syariat.

Polisi menghentikan patroli sebelas pria berusia 19-33 tahun itu. Mereka kemudian melakukan investigasi tentang kemungkinan jenis pelanggaran hukum yang dilakukan para pemudia itu.

Kehadiran "polisi syariat" itu membuat gerah pemerintah Jerman yang selama ini menegaskan bahwa cara-cara kelompok pendukung syariat itu merupakan provokasi dan tidak akan ditenggang oleh hukum apa pun yang berlaku di negara itu.

"Jerman tidak akan menenggang hukum syariat. Tak seorang pun berhak menodai citra baik polisi Jerman," ujar Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere dalam suatu wawancara dengan Bild.

Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas pun menegaskan hal serupa.  Dia menyatakan Jerman hanya mengenal hukum yang berlaku dan diakui selama ini.

"Intimidasi atau provokasi tidak akan diterima," Kata Kepala Keppolisian Wuppertal, Birgitta Rademacher, seperti dikutip Deutsche Welle.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menegaskan, hanya polisi yang ditunjuk dan dipekerjakan oleh negara yang berwenang melakukan tindakan kepolisian di Jerman.

Wali Kota Wuppertal, Peter Jung, mendukung polisi menindak kelompok garis keras ini. "Orang-orang ini berniat memprovokasi dan mengintimidasi dan memaksakan ideologi mereka terhadap yang lain," ucapnya.

Munculnya "polisi syariat" di Wuppertal juga mendapat reaksi dari warga setempat. Satu jalur telepon khusus telah disediakan bagi warga untuk melaporkan informasi terkait dengan kelompok yang melakukan patroli tersebut.

Hadirnya kelompok Salafi ini membuat Jerman khawatir anak-anak muda itu telah direkrut oleh milisi Negara Islam (sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS) atau kelompok militan lainnya untuk berangkat ke Suriah dan Irak.

Data yang diperoleh pejabat Kota North Rhein-Westphalia menyatakan ada sekitar 1.800 pengikut Salafi di kawasan itu. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 persen adalah anggota kelompok ekstremis yang melakukan kekerasan. 

RUSSIA TODAY | MARIA RITA HASUGIAN

Baca juga:
Mengapa Tim Transisi Ogah Laporkan Oknum Palsu? 
IP Address Penghina Ridwan Kamil di Jakarta 
Jenazah Korban Pesawat MH17 Tiba di Karanganyar 
Ahok Pede Kasus Bank DKI Tak Ganggu Kinerja
Siswa SMP di Sumenep Diadukan Cabuli 8 Anak  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. www.independent.co.uk
Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .


Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Melawan Neo-Nazi Sendirian
Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.


Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Reaksi Angela Merkel, dalam sidang Bundestag (Dewan rendah parlemen Jerman) di Berlin, Jerman, 29 Januari 2015. (Tobias Schwarz/AFP/Getty Images)
Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.


AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

Alice Weidel, pemimpin Partai Alternatif Jerman AFD saat konferensi pers di Berlin, Jerman, 18 September 2017. REUTERS/Axel Schmidt
AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.


AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

Alice Weidel, pemimpin Partai Alternatif Jerman AFD saat konferensi pers di Berlin, Jerman, 18 September 2017. REUTERS/Axel Schmidt
AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.


Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Presiden Joko Widodo disambut oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, pada hari pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman utara, 7 Juli 2017. Sejumlah pejabat yang turut serta dalam rombongan Presiden di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Ka
Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.


Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ilustrasi. (Unay Sunardi/TEMPO)
Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.


Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Kanselir Jerman, Adolf Hitler, memberi hormat khas Nazi dalam acara partainya di depan gereja di Nuremberg, Jerman, 1934. Salam hormat khas Hitler ini dilarang di sejumlah negara terkait kekejaman dan aksi genosida yang pernah dilakukan Nazi. Mondadori Portfolio via Getty Images
Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.


Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi berjaga di tempat kejadian perkara serangan pisau di sebuah perbelanjaan di Hamburg, Jerman, 28 Juli 2017. REUTERS/Morris Mac Matzen
Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.


Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Seyran Ates, pendiri masjid liberal pertama di Jerman, Ibn-Rushd-Goethe-berkhotbah dalam pembukaan masjidnya tersebut di Berlin, Jerman, 16 Juni 2017. Dalam membangun masjidnya tersebut di dalam gereja, Ates memperbolehkan semua golongan dan kalangan umat seperti Sunni, Syiah, homoseksual, dll, untuk beribadah bersama. AP Photo
Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.