Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meliuk di Antara Pinus Manglayang

image-gnews
Sejumlah pesepeda melintas di hutan Manglayang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Gilang Rahadian
Sejumlah pesepeda melintas di hutan Manglayang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Gilang Rahadian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Manglayang adalah salah satu jalur sepeda favorit yang berlokasi di Bandung Timur. Perpaduan antara hutan, lembah, dan medan ekstrem menjadi daya tarik kawasan ini.

Kami menjajal jalur sepeda di kawasan tersebut pada Ahad pagi, pada akhir Agustus 2014. Gunung setinggi 1.800 meter itu adalah tonggak paling timur dari rangkaian gunung di patahan Lembang. Di punggungannya terdapat banyak lintasan jalur setapak di hutan pinus milik Perhutani.

Untuk menuju ke sana ada dua akses yang paling mudah. Pertama adalah dari Kota Bandung, arahkan kendaraan menuju Ujungberung, lalu naik melalui Desa Palintang. Yang kedua dari arah Lembang bisa melalui Maribaya, Desa Cibodas dan diteruskan ke perkebunan kina Bukit Tunggul.

Pagi itu kami memulai perjalanan dari Bukit Tunggul. Sepeda langsung kami tancap memasuki areal perkebunan kina tertua di Indonesia ini. Jalan perkebunan yang berupa aspal terkelupas campur pasir membuat lintasan enak dilalui karena sepeda yang kami pakai bertipe all mountain atau AM dengan lebar ban di atas 2 inci.

Kami menyebutnya etape I, jalan menanjak landai menyusuri perbukitan di antara lembah Gunung Palasari. Sinar matahari pagi menyusup di antara tegakan pohon kina dan kayu putih, kilaunya berwarna emas menghangat tubuh yang sebelumnya kedinginan dibekap udara Lembang. Sesekali kami berpapasan dengan para pesepeda yang datang dari arah berlawanan. Seperti biasa salam dan sapaan selalu dilambaikan pada sesama goweser. Ini adalah tradisi yang terbangun begitu saja.

Tanjakan demi tanjakan terus kami libas selama satu jam hingga ujung dari etape I ini pada sebuah tanah lapang yang biasa disebut Karpet. Sebenarnya ini adalah puncak dari sebuah bukit di antara Gunung Manglayang dan Gunung Palasari. Di lapangan dengan ketinggiannya sekitar 1.600 mdpl ini penggowes bisa istirahat untuk menarik napas, sambil menikmati penganan sederhana dari sebuah warung dadakan.

Setelah cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan. Etape II adalah jalur single trek di dalam hutan, ini adalah jalur idaman yang banyak dicari para pesepeda gunung. Selepas lapangan Karpet jalur menurun melalui perkebunan sayur. Sepeda meluncur di antara pepohonan perdu sehingga wajah pun acap kali tertampar oleh dedaunan. Pesepeda wajib memakai kacamata untuk pelindung mata agar tidak tertusuk ranting. Sebelum memasuki hutan pinus ada sebuah turunan ekstrem yang berakhir di sebuah sungai kecil. Turunan ini sangat diminati para pesepeda dari kaum downhiller.

Selepas sungai, hutan pinus yang rapat menyambut pesepeda. Jalan setapak meliuk di antara batang pohon berumur puluhan tahun. Dibutuhkan kemampuan mengendalikan (handling) sepeda yang cukup mumpuni di trek ini. Menaklukkan turunan di tanah licin serta juluran akar pinus menjadi tantangan tersendiri bagi para pesepeda. Memang sebaiknya jangan terlalu cepat melintas di jalur ini, selain beresiko, pemandangan hutan yang eksotis terlalu sayang dilewatkan. Bila beruntung terkadang kabut turun menambah mistis suasana hutan. Sekitar dua jam waktu yang dihabiskan melalui trek di dalam hutan, itu sudah termasuk istirahat dan berfoto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya jalur didominasi jalan setapak di lereng yang bersanding dengan jurang. Lagi-lagi pemandangan elok terhampar di depan mata, lembah kebiruan berpadu perbukitan memanjakan mata. Namun jangan sampai lengah jalan setapak tipis bisa memelesetkan sepeda ke dalam jurang. Di beberapa titik hampir tidak ada space yang tersisa antara jalan setapak dan gawir (jurang pendek). Adrenalin pun benar-benar membuncah di lintasan ini. Akhir dari etape II adalah batas hutan pinus dengan kebun warga. Nama daerah ini adalah Genteng.

Etape III atau terakhir tidak kalah menantang. Dimanjakan dengan jalan tanah yang cukup lebar dengan turunan-turunan panjang para penggowes akan diguncang sepanjang jalur kebun hingga ke perkampungan. Selepas kampung kecil lanskap berubah menjadi area pesawahan. Lagi-lagi kita disuguhi pemandangan yang indah, kombinasi antara sawah, lembah, dan kampung berlatar gunung. Di akhir jalur pesepeda akan bertemu kebun bambu dan meliuk-liuk melintasi pematang sawah. Lumayan untuk menguji keseimbangan.

Bumi Perkemahan Kiara Payung bisa dianggap garis finis dari etape III. Tapi masih ada satu lagi yang biasa disebut jalur bonus, yaitu menuruni bukit Kiara Payung sampai ke titik akhir di gerbang kampus IPDN. Berawal dari sebuah lapangan kemudian menyusuri jalan setapak di pemakaman lalu meluncur di kebun jagung, wuussh!! Jalur bonus tak kalah mengasyikkan karena di sini kita bisa memacu sepeda sekencangnya tanpa khawatir menyenggol warga yang melintas karena jauh dari permukiman.

Keluar dari kebun jagung jalur tanah pun berakhir, selanjutnya jalan aspal membawa pesepeda memasuki kawasan kampus IPDN. Total jarak dari Bukit Tunggul hingga ke Jatinangor sekitar 30 kilometer yang ditempuh selama 6 jam, dengan penurunan elevasi 900 meter (dari ketinggian 1.600 mdpl ke 700 mdpl). Sungguh perjalanan gowes yang menyenangkan.

GILANG RAHADIAN

Berita Lainnya 
Pengunjung Dieng Gagal Nonton Jazz di Atas Awan
Mengayuh Pedal di Tepi Swan River
Sate Blekok Khas Gresik
Surakarta Kembangkan Wisata Susur Bengawan Solo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prediksi Cuaca Lokasi Wisata Jawa Barat Hari Ini, Potensi Hujan Petir di Bogor

27 Desember 2023

Pengunjung memberi makan jerapah di Bandung Zoo, Bandung, Jawa Barat, Senin, 19 Juni 2023. Bandung Zoo mengajukan Kasasi ke Mahkaman Agung, dan tetap mengklaim lahan kebun binatang yang juga berfungsi sebagai hutan kota seluas 13,9 hektare tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Prediksi Cuaca Lokasi Wisata Jawa Barat Hari Ini, Potensi Hujan Petir di Bogor

Ketahui prediksi cuaca di tempat wisata Bandung, Bogor, sampai Sukabumi hari ini.


Prakiraan Cuaca Hari ini di Berbagai Tempat Wisata di Jawa Barat

22 Desember 2023

Pantai Karapyak Pangandaran (portal.pangandarankab.go.id)
Prakiraan Cuaca Hari ini di Berbagai Tempat Wisata di Jawa Barat

Di Bandung, cuaca pagi hari dalam kondisi cerah. Namun mulai siang hingga malam Bandung berpotensi hujan.


3 Potensi Wisata Cirebon Raya yang akan Dikembangkan

7 Mei 2023

Gua Sunyaragi Cirebon. pariwisataindonesia.id
3 Potensi Wisata Cirebon Raya yang akan Dikembangkan

Berdasarkan catatan, pada libur Lebaran lalu, jumlah wisatawan di Cirebon Raya meningkat sekitar 50 persen sampai 110 persen.


Wisatawan ke Jawa Barat Tak Hanya Padati Bandung dan Bogor Raya, tapi juga Cirebon

26 April 2023

Gua Sunyaragi Cirebon. pariwisataindonesia.id
Wisatawan ke Jawa Barat Tak Hanya Padati Bandung dan Bogor Raya, tapi juga Cirebon

Animo wisatawan pada tahun ini memang cenderung meningkat dari tahun sebelumnya.


6 Destinasi Wisata di Jawa Barat ini Diprediksi Akan Dipadati Pengunjung pada Libur Lebaran

20 April 2023

Pengunjung menikmati suasana pemandian air panas di Sari Ater Resort, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu,25 November 2020. Pemerintah Jawa Barat bersama PTPN VIII akan mengembangkan proyek kawasan Ciater Agrotourism sebagai bagian proyek investasi pendukung kawasan Rebana di Jawa Barat yang mengandalkan potensi ekowisata seperti hamparan kebun teh, pemandian air panas, paralayang dan wisata air terjun. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
6 Destinasi Wisata di Jawa Barat ini Diprediksi Akan Dipadati Pengunjung pada Libur Lebaran

Jumlah kunjungan ke destinasi wisata Jawa Barat diperkirakan melonjak naik 25-30 persen dari kunjungan Lebaran pada 2022.


Keseruan di Taman Bunga Nusantara: Harga Tiket, dan Jam Buka

14 Februari 2023

Taman Bunga Nusantara di Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat, 16 November 2013. Dok.TEMPO/Sudaryono
Keseruan di Taman Bunga Nusantara: Harga Tiket, dan Jam Buka

Mengenal Taman Bunga Nusantara, harga tiket dan jam buka objek wisata yang berada di cianjur, Jawa Barat


Harga Tiket Orchid Forest Cikole, Jam Buka, Lokasi, dan Fasilitas di Dalamnya

13 Februari 2023

Suasana kawasan wisata Orchid Forest, Cikole, Bandung. Tempo/Francisca Christy Rosana
Harga Tiket Orchid Forest Cikole, Jam Buka, Lokasi, dan Fasilitas di Dalamnya

Salah satu tempat liburan di Lembang yang bisa dikunjungi adalah Orchid Forest Cikole karena Anda bisa menikmati alam sekaligus mengenal berbagai macam bunga anggrek.


Liburan ke Pangandaran Jangan Cuma ke Pantai, Ada Aquarium Indonesia

5 Februari 2023

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau Aquarium Indonesia Pangandaran di Kabupaten Pangandaran, Senin (30/1/2023). (ANTARA/HO-Humas Pemda Jawa Barat)
Liburan ke Pangandaran Jangan Cuma ke Pantai, Ada Aquarium Indonesia

Aquarium Indonesia Pangandaran cocok menjadi destinasi wisata keluarga kala akhir pekan.


Genjot Kunjungan Turis Usai Dilanda Gempa, Cianjur Promosikan Wisata Aman

12 Januari 2023

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Genjot Kunjungan Turis Usai Dilanda Gempa, Cianjur Promosikan Wisata Aman

Kabupaten Cianjur memiliki beragam destinasi wisata andalan yang menarik, seperti Kebun Raya Cibodas dan Taman Bunga Nusantara.


Kota Cimahi Data Ulang Objek Kebudayaan untuk Gali Potensi Kekayaan Daerah

7 November 2022

Wisata bangunan cagar budaya di Kota Cimahi, Jawa Barat. Dok.Dewan Kebudayaan Kota Cimahi
Kota Cimahi Data Ulang Objek Kebudayaan untuk Gali Potensi Kekayaan Daerah

Pendataan ulang objek kebudayaan ini dinilai penting bagi Cimahi, sebab budaya merupakan andalan pariwisata kota itu.