TEMPO.CO, Jakarta - Komite Aksi dan Solidaritas untuk Munir (KASUM) mengusulkan kepada presiden terpilih, Joko Widodo, agar 7 September ditetapkan sebagai Hari Pejuang Hak Asasi Manusia. (Baca: Jokowi Diminta Berani Ungkap Kasus Munir)
"Pejuang HAM itu siapa saja. Karyawan, mahasiswa, tukang sayur pun bisa menjadi pejuang HAM. Perjuangan mereka patut dihargai," kata Sekretaris Eksekutif KASUM Choirul Anam di kantor Tim Transisi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 8 September 2014.
Pada 7 September 2004, Munir Said Thalib diracun dan meninggal di atas pesawat saat dalam penerbangan menuju Belanda. Ia aktivis yang getol memperjuangkan hak asasi dalam negeri. Staf penerbangan Garuda Indonesia yang ditumpangi Munir, Pollycarpus Budihari Priyanto, divonis hakim Mahkamah Agung bersalah karena menaruh racun dalam makanan Munir.
Hari ini KASUM dan Sahabat Munir mendatangi kantor Tim Transisi. Mereka menemui Deputi tim Andi Widjayanto selama 20 menit. Mereka meminta Jokowi mengusut kasus Munir setidaknya dalam setahun ke depan. (Baca: Pollycarpus Banjir Remisi)
Anam percaya ada pihak lain yang terlibat dalam kasus ini, tapi belum dihukum. Di antaranya disebut-sebut mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendro Priyono, lalu Muchdi Pr yang pernah menjadi terdakwa kasus ini, dan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali.
Jokowi diminta memerintahkan Jaksa Agung membawa novum atau bukti baru untuk mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung. Novum tersebut berupa rekaman pembicaraan Muhdi dan Pollycarpus. Anam menduga rekaman ada di Markas Besar Kepolisian. "Saya sangat yakin Jokowi mampu," kata Anam.
ROBBY IRFANY
Terpopuler:
PDIP-Jokowi Tak Berkutik di Depan Koalisi Prabowo
Pengacara Jokowi Kritik Tim Transisi
Identitas Jack the Ripper Akhirnya Terungkap
Kalla: Wajar SBY Kritik Tim Transisi
Meliuk di Antara Pinus Manglayang