TEMPO.CO, Palembang - Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan mengancam peserta MTQ atau Musabaqoh Tilawatil Quran Internasional pada 23-27 September mendatang di Palembang. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika Palembang memprediksi hujan lebat baru akan turun pada Oktober hingga November, sementara titik panas terpantau terus bertambah.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Palembang Agus Santosa memprediksi selama September ini hanya akan ada hujan rintik dengan masa waktu yang tak lama. "Di September ini sepertinya masih sulit akan turun hujan lebat," kata Agus, Senin, 9 September 2014. (Baca juga: Pemudik Diminta Waspadai Kabut Asap di Sumatera)
Pada Senin, suhu rata-rata di Palembang mencapai 33 derajat Celsius. Meskipun di beberapa titik ada hujan lokal tetap tidak akan mampu memadamkan api.
Palembang bakal kedatangan hingga ratusan tamu asing dari sekitar 90 negara di dunia. Mereka bakal bertarung untuk meraih predikat terbaik dalam ajang MTQ. Namun panitia optimistis kabut asap dapat segera menghilang dari Palembang. "Semuanya sudah kami siapkan matang-matang untuk menyambut peserta," kata Richat Cahjadi, panitia MTQ.
Kepala UPTD PKLH Dinas Kehutanan Sumatera Selatan Ahmad Taufik mengatakan jumlah titik panas masih fluktuatif. Namun Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin merupakan dua daerah yang selalu memiliki titik panas. "Sebaran titik panas bertambah ke luar Musi Banyuasin dan OKI," kata Taufik.
Pada Ahad, 7 September 2014, terdapat 21 titik panas yang tersebar di Ogan Ilir satu titik, OKI sembilan titik, OKU tiga titik, Muba tiga titik, dan Banyuasin empat titik. Titik panas terparah terjadi pada 1 September, yaitu 201 titik.
PARLIZA HENDRAWAN
Berita lain:
Korban Lumpur Lapindo Mengadu ke Presiden SBY
Sistem Pilkada Diubah, PDIP: Ini Kemunduran
Dedengkot PPP Berencana Kudeta Suryadharma Ali