TEMPO.CO, Pekanbaru - Anggota Dewan Perwakian Rakyat Daerah Riau mengaku gusar dengan pemberitaan media nasional mengenai tuduhan isu asusila Gubernur Riau Annas Maamun. Dewan menilai isu itu syarat dengan kepentingan golongan. Di hadapan mahasiswa Riau yang menuntut sikap Dewan, legislator dari Partai Golongan Karya ini terkesan membela sang gubernur. (Baca: Korban Asusila Gubernur Riau Diperiksa Pagi Ini)
“Harus melalui kajian terlebih dulu menyikapi persoalan ini,” ujar Ketua DPRD Riau Suparman, Selasa, 9 September 2014.
Sejak isu asusila ini berkembang, dia mengaku sudah bertanya langsung kepada Annas. Dia mengklaim persoalan tersebut syarat dengan kepentingan.
Dari penelusuran Suparman, sang pelapor, WW, dulu merupakan anggota tim ahli masa Gubernur Rusli Zainal. WW disebut memiliki banyak program dan yayasan pendidikan yang selama ini mendapat bantuan miliaran rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Namun, sejak pemerintahan Annas, segala bantuan terkait dengan program pendidikan bahasa Inggris-nya ditiadakan. “Kini tak ada lagi bantuan untuk dia,” ujarnya. (Baca: Isu Asusila, Annas Maamun Dikawal 30 Pol PP)
Suparman menuding isu asusila merupakan skenario yang dibangun sendiri oleh WW untuk menyerang Annas lantaran menghapus segala anggaran program pelatihannya.
Hal serupa diungkapkan legislator dari Golkar lainnya, Supryati. Ia pun mengaku sudah bertanya ihwal kejadian itu pada Annas. Ia menuding WW pernah meminta uang kepada Annas hingga Rp 4 miliar, tapi tidak ditanggapi sang gubernur. “Ingat budaya tunjuk ajar Melayu kita. Jangan sampai Riau ini hancur,” tuturnya sambil menangis. (Baca: Mahasiswa Minta Gubernur Annas Maamun Jangan Lari )
RIYAN NOFITRA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Polisi Narkoba | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
Begini Cara Jack The Ripper Membunuh Korbannya
Naked Sushi, Makan Sushi di Tubuh tanpa Busana
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf