TEMPO.CO, Pontianak - Ajun Komisaris Besar Idha Endri Prastiono dan Brigadir Kepala M.P. Harahap dipastikan menghadapi serangkaian pemeriksaan oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Terlebih AKBP Idha dituding menukar barang bukti hasil tangkapan oleh mantan anggota polisi yang dipecat karena menjual barang bukti, Sunardi.
Menurut Kepala Polda Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto, informasi dari Sunardi menjadi fakta baru untuk menjerat Idha. Dalam memori banding Sunardi, disebutkan Idha Endri menukar 5 kg sabu-sabu dengan Tawas, dan 5 juta butir ekstasi dengan pil palsu. (Baca juga: Pulang Sore Ini, AKBP Idha Langsung ke Mabes Polri)
“Surat pengajuan banding (Sunardi) saya terima tanggal 8 Agustus 2014. Saya cukup terkejut dengan informasi-informasinya. Maka saya langsung perintahkan untuk membentuk tim,” kata Arief, Selasa petang, 8 September 2014.
Tim khusus dibentuk 11 Agustus 2014. Semuanya berlangsung secara rahasia. Pada 30 Agustus 2014, AKBP Idha ditangkap di Malaysia. Cawangan Narkotika Bukit Aman mengaitkan AKBP Idha dengan seorang wanita Filipina pembawa sabu-sabu seberat 3,1 kg.
Arief mengatakan Sunardi mendapat informasi AKBP Idha menukar barang bukti dari seorang informan berinisial As. As pun mendengar hal ini dari seorang anggota polisi, anak buah Idha yang gusar karena penyamarannya gagal. Anak buah Idha tersebut gusar gagal transaksi dengan seorang pengedar yang hendak ditangkap. Sebab, belakangan anak buah Idha itu mengetahui barang yang dijual pengedar tersebut milik Idha.
ASEANTY PAHLEVI
Berita lain:
Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat
Istana Siapkan Mobil Dinas Kabinet Jokowi-JK
Struktur Kabinet Jokowi 80 Persen Beres
