TEMPO.CO, Malang - Padang rumput atau sabana seluas 50 hektare di Blok Pengol dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbakar. Lokasi kebakaran tepatnya di sabana dan perbukitan yang kini lebih populer disebut sabana Bukit Teletubbies. Luas sabana seluruhnya sekitar 382 hektare.
Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari menyampaikan, kebakaran kali ini merupakan yang ketiga sepanjang 2014. Lokasi kebakaran sebelumnya juga masih berdekatan dengan tempat kebakaran yang sekarang. Kebakaran pertama dan kedua masing-masing menghanguskan 1 dan 1,5 hektare sabana.
“Kebakaran pertama dan kedua terjadi pas Lebaran lalu. Lokasinya di sekitar tempat kebakaran ketiga. Api sampai malam ini belum bisa dipadamkan. Tapi petugas kami, dibantu elemen masyarakat dan sukarelawan, terus berjaga dan berupaya memadamkan api,” kata Ayu, yang menginformasikan kebakaran sabana kepada Tempo pada Selasa malam, 9 September 2014. (Baca juga: 33 Hektare Padang Savana di Bromo Terbakar)
Menurut Ayu, kebakaran pertama kali diketahui pada sore. Api masih kecil, tapi lama-lama membesar dan meluas karena embusan angin yang kuat. Kebakaran diduga dipicu oleh ulah pencari rumput yang membuat api unggun dan sembarangan membuang puntung rokok.
Pemadaman api dilakukan sekitar 40 orang, gabungan petugas TNBTS dan masyarakat sekitar hutan, ditambah beberapa pengunjung yang sudi menjadi sukarelawan. Mereka bergotong-royong memadamkan api dengan alat tradisional, seperti menggunakan ranting pohon untuk memukuli jalaran api.
Sebagian besar kawasan yang hangus dilalap api adalah sabana, berupa hamparan ilalang dan rerumputan. Sabana di kaldera Bromo atau Kaldera Tengger memang sangat gampang terbakar dan kebakaran pun hampir terjadi setiap tahun, terutama di musim kemarau. Selain rumput yang mengering, tanaman yang terbakar di antaranya perdu, seperti adas dan alang-alang, serta puluhan tegakan pohon akasia dan cemara.
ABDI PURMONO
Berita lain:
Ahok Bakal Sulap Kolong Sawah Besar
Kelar Jadi Menteri, Nilai Pensiun CT Paling Kecil
Pasien yang Diduga Bunuh Diri Ternyata Dosen