TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan bagaimana dia jatuh hati sampai akhirnya memutuskan mundur dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Menurut Ahok, Gerindra yang sekarang berbeda dengan konsep awal Gerindra yang dia kenal dulu. (Baca: Ahok Tolak RUU Pilkada, Mundur Saja dari Gerindra)
"Dulu Gerindra begitu bangga bisa mengalahkan semua partai. Tidak perlu koalisi dengan partai karena yakin rakyat cerdas liat rekam jejak," kata Ahok di Balai Kota, Rabu, 10 September 2014. Dari situ Ahok mengaku tertarik masuk Gerindra karena mementingkan rekam jejak seseorang. "Itu kami dijual (dulu) ke rakyat dengan cara itu: rekam jejak."
Dengan kata sakti "rekam jejak" itu, Ahok mengaku senang karena Gerindra menjadi contoh partai yang menunjukkan persepsi bahwa pejabat yang tidak jujur dan malas adalah salah. "Makanya saya ditaruh di DKI. Jadi, rakyat masih punya harapan pilih kepala daerah yang jujur," Ahok berkisah. (Baca: Gerindra: Ahok Tak Tahu Terima Kasih)
Ahok juga menilai Gerindra tidak akan menang jika pemilihan kepala daerah dilakukan di Dewan. "Bagaimana sekarang Anda mau kembalikan ke DPRD? Enggak mungkin menang Anda. Mau jualan siapa? Kita semua tahu dengan DPRD, apa yang terjadi di dalam," katanya. (Baca: Gerindra: Mungkin Ahok Sudah Dapat Partai Baru)
Jika RUU Pilkada disahkan, Ahok menghitung kemungkinan kecil dia bakal mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta pada 2017. "Mana bisa independen kalau dipilih DPRD," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu. (Baca juga: PDIP Buka Pintu untuk Ahok)
ERWAN HERMAWAN
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Polisi Narkoba | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Tolak Mercy, Sudi: Mau Mobil Bekas?
Benda Ini Wajib Dibawa Jokowi-Iriana ke Istana
Ini Keunggulan iPhone 6
Hari Ini, Harga Elpiji Naik Rp 18 Ribu per Tabung