TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham perbankan masih menjadi pendorong kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini. Equity Analis dari Asia Financial Network, Agus Susanto, mengatakan, secara sektoral, saham emiten sektor perbankan terutama big cap masih akan menjadi pendorong utama indeks.
Hal ini berlaku hingga kebijakan normalisasi oleh bank sentral Amerika Serikat pada awal tahun nanti. (Baca: IHSG Terancam Aksi Ambil Untung.) “Sektor perbankan masih didominasi oleh beberapa emiten unggulan, seperti BBRI, BMRI, dan BBCA,” kata Agus, Selasa, 9 September 2014.
Selain perbankan, saham lainnya yang cukup moncer adalah kelapa sawit. Harga sawit yang tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu dan volume produksi yang meningkat membuat pendapatan dan laba lima saham terbesar sawit bergerak naik. Lima emiten yang dimaksud adalah AALI, SMAR, SSMS, LSIP, dan SIMP. (Baca: Kembalinya Investor Asing Jadi Amunisi IHSG)
Senin, 8 September 2014, indeks menembus level tertinggi 5.262,57. Adapun pada Selasa, 9 September 2014, IHSG melemah 49,36 poin (-0,94 persen) pada level 5.197,12 poin. (Baca: IHSG Masih Rentan Terkoreksi)
Selain perkebunan dan perbankan, Kepala Riset KSK Financial Group David Cornelis mengatakan saham emiten pada sektor infrastruktur, pertambangan, dan konsumen layak dikoleksi. Alasannya, pergerakan teknikal, fundamental, dan likuiditas emiten sektor-sektor tersebut cukup bagus. Dengan posisi IHSG yang melemah, sebaiknya investor hanya berposisi pada saham-saham berkapitalisasi besar untuk meminimalkan risiko.
David mengatakan yang perlu diwaspadai adalah kenaikan IHSG yang menembus rekor baru tapi tak didukung penuh oleh saham-saham berkapitalisasi besar. “Artinya, investor perlu waspada ketika saham-saham bluechips tidak menembus rekor yang baru juga,” kata David, Selasa, 9 September 2014.
Justru yang menembus rekor baru adalah saham-saham lapis kedua dan ketiga. Ini merupakan sinyal negatif agar investor lebih waspada terhadap koreksi mendatang yang cukup besar.
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
Demi Prabowo, PKS Setuju Pilkada Lewat DPRD
Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat