TEMPO.CO, Malang - Ketua ProFauna Indonesia Rosek Nursahid meminta petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) lebih giat menggelar patroli untuk mengontrol kegiatan manusia di dalam taman nasional, khususnya di kawasan Bromo. Permintaan itu terkait dengan terbakarnya padang rumput atau sabana Gunung Bromo sejak Selasa sore lalu.
"Semua kebakaran di TNBTS karena ulah manusia. Kalau tidak karena puntung rokok, ya, pemadaman api unggun yang kurang sempurna," kata Rosek, Rabu, 10 September 2014. (Baca juga: 50 Hektare Savana di Bukit Teletubbies Terbakar)
Pengelola TNBTS sudah memasang papan peringatan dan larangan kepada pengunjung agar tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membuat api unggun, atau kegiatan lain yang bisa memicu kebakaran.
Kebakaran yang terjadi sejak Selasa sore merupakan kejadian ketiga sepanjang tahun ini. Hingga Rabu sore, api telah melahap 100 hektare padang rumput. Kebakaran pertama dan kedua terjadi pada masa Lebaran, yang masing-masing menghanguskan 1 dan 1,5 hektare sabana. Sabana Bromo rutin terbakar tiap tahun pada musim kemarau.
Tempo mencatat, sepanjang 2006-2012, terjadi 84 kebakaran. Lokasi kebakaran secara administratif masuk wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, hingga Kabupaten Probolinggo.
ABDI PURMONO
Berita lain:
Tahun 2050, Jakarta Tenggelam
Perludem: SBY Bertanggungjawab Soal RUU Pilkada
Suryadharma Dikudeta dari Ketua Umum PPP