TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai gaji dan tunjangan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II terbilang kecil jika dibanding besarnya tanggung jawab mereka. Ganjar menyatakan pernah mendengar gaji menteri di Indonesia saat ini hanya Rp 19 juta.
"Jika ditambah dengan tunjangan-tunjangan, maka take home pay seorang menteri antara Rp 50-60 juta. Ini terlalu kecil," kata Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional Transformasi Kelembagaan Pemerintah untuk Optimalisasi Sumber Daya Indonesia di Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis, 11 September 2014. (Baca: Inilah Daftar Gaji Pejabat Negara Kita)
Ganjar berharap pemerintah Indonesia mendatang yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla bisa memberikan pendapatan yang lebih baik kepada para menteri. "Agar tidak macam-macam, karena posisinya (seorang menteri) sangat strategis dalam mengambil kebijakan-kebijakan," kata politikus PDI Perjuangan tersebut. (Baca: Tiga Penyebab Menteri Korupsi Versi Jusuf Kalla)
Seseorang yang memiliki posisi strategis tapi punya gaji rendah, kata Gajar, rawan melakukan tindak pidana korupsi. Ganjar mencontohkan para pegawai pajak. "Kalau gajinya rendah, pasti para pegawai pajak akan nyolong (mencuri)," kata Ganjar.
Dalam forum itu Ganjar bercerita, saat awal-awal menjadi Gubernur Jawa Tengah, dia banyak didatangi para pengusaha yang hendak menanamkan investasi di provinsi yang dia pimpin. Ganjar mengaku disodori uang oleh para pengusaha seusai pembahasan investasi. "Saya dikasih duit, tapi saya tolak," kata Ganjar.
Ia mempersilakan para pengusaha menanamkan investasi di Jawa Tengah tanpa memberikan uang suap. Ganjar berjanji akan mempermudah investasi walau tidak diberi beselan. Salah satu syaratnya adalah jika suatu pabrik sudah selesai dibangun, tenaga kerja lokal harus diutamakan sebagai pegawainya.
ROFIUDDIN
Berita Lain
Ahok Mundur dari Gerindra, Ini Kata Jokowi
Ahok: Saya Bukan Kader Gerindra yang Baik
Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra