Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Asusila Gubernur Dituduh Hendak Memeras

image-gnews
Gubernur Riau, Anas Maamun, beri penjelasan kepada media terkait dugaan kasus pelecehan seksual di Hotel Sultan, Jakarta, 11 September 2014. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Gubernur Riau, Anas Maamun, beri penjelasan kepada media terkait dugaan kasus pelecehan seksual di Hotel Sultan, Jakarta, 11 September 2014. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Riau Annas Maamun yang dilaporkan ke Markas Besar Kepolisian RI atas tindakan asusila terhadap WW, menduga dirinya sedang diperas. "Dia beberapa kali minta 'uang tutup mulut' ke saya," ujar pria 74 tahun itu di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Selatan pada Kamis, 11 September 2014. (Baca:Kasus Pelecehan Seksual, Gubernur Siap Diperiksa)

Uang tutup mulut itu diminta WW untuk menutup mulut wartawan usai pertemuan di lantai dua rumah pribadi Annas pada 30 Mei 2014. Annas mengatakan pada pertemuan yang berlangsung 12 menit tersebut, WW memang menggandeng Annas dan merayunya agar pergi ke Jakarta. Namun ditolak Annas dengan alasan banyak pekerjaan di Riau. Kejadian ini disaksikan oleh Nova, pembantu Annas, yang memang diminta untuk selalu berada di dekatnya.

Satu jam setelah pertemuan tersebut, WW menelepon Annas dan mengatakan kebersamaan mereka dilihat oleh banyak wartawan. Selanjutnya, ia pun kerap mengirimkan pesan pendek dengan isi yang sama. Melalui temannya, Gulat Manurung, Annas menanyakan maksud dari tingkah WW tersebut.

"Dia malah minta Rp 3 miliar ke Gulat, dengan alasan untuk meredam wartawan," ujar Annas. Ia tidak menanggapi permintaan tersebut karena merasa tidak melakukan hal yang salah bersama WW. (Baca:Gubernur Riau Akui Sering Diajak WW ke Jakarta)

WW kemudian menelepon Annas dan mengatakan tengah bersama Ketua Lembaga Adat Melayu Tenas Effendi, dan melaporkan Annas telah melakukan pencabulan terhadap dirinya. Kemudian, ia meminta disediakan Rp 4 miliar agar masalah ini tidak menyebar ke media.

"Selanjutnya ia melapor ke Mabes Polri tanggal 27 Agustus 2014," ujar Annas. Perbuatan WW ini, dinilai sebagai upaya pemerasan dan tekanan agar dapat diangkat sebagai staf khusus gubernur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Annas membantah tuduhan pelecehan seksual tersebut dan menekankan di rumah pribadinya tidak terjadi apa-apa antara dia dan WW. Bersama dengan kuasa hukumnya, Eva Nora, Annas melaporkan WW ke Badan Reserse Kriminal Polri dengan dugaan tindak pidana membuat laporan palsu; menyebarkan berita bohong; menyebarkan fitnah; pencemaran nama baik; dan pemerasan. (Baca:Gubernur Riau Laporkan Balik Pelapor Pelecehan)

"Kami upayakan supaya ia ditindak secara hukum, dan juga diproses seadil-adilnya," ujar Eva.

URSULA FLORENE SONIA

Terpopuler
Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra
Surya Paloh Ditanyakan Soal Ahok dan RUU Pilkada
Jokowi Janji Akan Cukur Biaya Rapat Rp 18 Triliun
Jokowi-JK Pakai Mobil Lama, SBY-Boediono?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

4 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

7 hari lalu

Aktor dan produser Johnny Depp hadir dalam sesi pemotretan untuk mempromosikan film dokumenter
Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.


Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

8 hari lalu

Dan Schneider, mantan produser Nickelodeon. Foto: YouTube DanWarp
Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

10 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

12 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, Sekjen KPK, Cahya Hardianto Harefa, Direktur Penindakan Asep Guntur Rahayu (kiri) dan juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan), menghadirkan 15 orang petugas Rutan KPK resmi memakai rompi tahanan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

23 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan


Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

28 hari lalu

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan


Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno alias ETH, 72 tahun, saat tiba di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual


Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 hari lalu

Demonstran membakar kayu dan kardus di depan Gedung Rektor Universitas Pancasila, saat demonstrasi menolak rektor yang diduga mmelakukan pelecehan di Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.


Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

30 hari lalu

Sekretaris YPPUP Yoga Satrio didampingi Plt Rektor Universitas Pancasila Sri Widyastuti (tengah) dan Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono saat jumpa pers di lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual